SuaraJatim.id - Kebakaran hutan melanda sejumlah gunung di Jawa Timur. Setelah Gunung Arjuno, menyusul Bromo yang mengalami kebakaran lahan.
Kondisi terkini, titik api di kedua gunung tersebut telah padam. Namun demikian, pendaki maupun kunjungan wisatawan ke dua gunung tersebut masih ditutup sementara.
Selain keduanya, beberapa gunung di Jawa Timur lainnya juga mulai ditutup dari pendakian.
Perhutani Divisi Regional Jawa Timur (Divre Jatim) ikut menutup pendakian di sejumlah gunung yang dikelola di bawahnya sementara waktu.
Baca Juga: Pasca Kebakaran Gunung Bromo, Akses Ditutup Total Kecuali Warga Ranupani dan Ngadas
"Tidak semua jalur pendakian gunung dikelola oleh Perhutani. Namun, kami menginstruksikan agar jalur pendakian seperti Gunung Lawu via Cemoro Sewu, Gunung Penanggungan, Gunung Butak, Gunung Kelud, dan gunung lainnya yang masuk dalam pengelolaan hutan Perhutani di Jawa Timur agar ditutup sementara," ujar Kepala Perhutani Divre Jatim Amas Wijaya dikutip dari Antara, Selasa (12/11/2023).
Dia mengungkapkan, penutupan pendakian tersebut tertuang dalam surat edaran Kepala Perhutani Divre Jatim kepada segenap Administratur sebagai pemangku wilayah kawasan hutan Nomor 1397/058.4/DIVRE JATIM/2023 tertanggal 8 September 2023.
Penutupan dari pendakian tersebut dilakukan sebagai tindakan preventif guna mengantisipasi adanya korban akibat kebakaran hutan. Musim kemarau rentan terjadi kebakaran hutan.
"Kebakaran hutan yang terjadi di beberapa daerah ini menjadi alasan utama untuk menutup semua jalur pendakian di wilayah kerja Perhutani Divre Jatim," kata Amas.
Pihaknya juga telah menginstruksikan kepada jajarannya siap siaga dalam rangka pencegahan dan pengendalian kebakaran hutan.
Baca Juga: Ini Penjelasan Kepolisian usai Tak Jadikan Pengantin Pembawa Flare di Bromo Sebagai Tersangka
Perhutani akan berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) hingga tokoh masyarakat lainnya.
"Kami mengimbau kepada masyarakat yang masih melakukan interaksi di dalam kawasan hutan untuk memperhatikan hal-hal yang bisa menyulut terjadinya titik api. Sekecil apapun titik api itu bisa berdampak kebakaran yang sulit untuk dipadamkan, apalagi jika terjadi pada lereng-lereng perbukitan," tandasnya.
Berita Terkait
-
Kebakaran Hanguskan Rumah Padat Penduduk di Tanah Abang, 80 Orang Terdampak!
-
Restoran di Lantai 3 Terbakar, Detik-detik Mal Grand Indonesia Dikepung Asap Pekat
-
Kebakaran Hanguskan Rumah WNI di Tawau Malaysia, Konsulat RI Sigap Berikan Bantuan
-
Pramono Anung Sidak Lokasi Kebakaran, Jakarta Darurat Fasilitas Damkar?
-
Kebakaran Hebat di Panti Jompo Spanyol, 10 Orang Tewas
Terpopuler
- Diminta Cetak Uang Kertas Bergambar Jokowi, Reaksi Bank Indonesia di Luar Prediksi: Kalau Gitu...
- Ragnar Oratmangoen Akui Lebih Nyaman di Belanda Ketimbang Indonesia: Saya Tidak Menonjol saat...
- Warga Jakarta Jangan Salah Nyoblos Besok, YLBHI Bongkar 'Dosa-dosa' Cagub Nomor Urut 2 Dharma Pongrekun
- Pelatih Jay Idzes: Saya Tidak Senang, Ini Memalukan!
- Pratiwi Noviyanthi Ditinggal Pengacara Usai Tak Mau Selesaikan Kisruh Donasi Pengobatan Agus Salim
Pilihan
-
Harga MinyaKita Mahal, Mendag "Lip Service" Bakal Turunkan
-
Mahasiswa Universitas Lampung Ajak Warga Gotong Royong Peduli Lingkungan
-
Jangan Lewatkan! Amalan Malam Jumat untuk Perlindungan dari Fitnah Dajjal
-
Setelah Pilkada, Harga Emas Antam Meroket Jadi Rp1.513.000/Gram
-
Mempelajari Efektivitas Template Braille pada Pesta Demokrasi
Terkini
-
Cerita Detik-detik 5 Warga Pamekasan Meninggal Diduga Keracunan Gas Sumur
-
Tim Risma-Gus Hans Percaya Diri Jagoannya Unggul 5 Persen dari Khofifah-Emil
-
Menang di Kampung Halaman, Emil Dardak Tak Sia-sia Pulang Sebelum Coblosan
-
Kronologi Truk Box Terbakar di Ngawi: Sopir Sempat dengar Suara 'Duks'
-
Khofifah-Emil Dardak Unggul Versi Hitung Cepat, Jokowi Beri Pesan Khusus