SuaraJatim.id - Di Kelurahan Pucangsewu, Pacitan ada sebuah wilayah yang punya nama unik, yakni 'Maling Mati'.
Wilayah ini terletak di RT 01 RW 03, Kelurahan Pucang Sewu, atau sekitar 1,5 kilometer dari pusat Kabupaten Pacitan.
Konon, ada cerita di balik penamaan 'Maling Mati' yang bila diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia berarti pencuri meninggal dunia.
Menurut tutur orang-orang tua di wilayah Maling Mati, dahulu ada seorang pencuri. Aksinya sangat meresahkan masyarakat.
Pencuri tersebut sangat licin dan lihai. Petugas keamanan pada masa itu disebut kesulitan saat akan menangkap.
Namun, pada suatu hari, sang pencuri berhasil ditangkap oleh warga. Pencuri tersebut kemudian dihakimi dan dihukum mati. Jasadnya lalu dikuburkan dengan layak.
Seiring waktu berlalu, muncul kembali aksi teror pencurian. Kali ini, pelakunya berpindah-pindah dari satu tempat ke wilayah lainnya.
Warga pun kembali dihebohkan dengan keberadaan pencuri tersebut. Suasana menjadi panik dan mencekam. Banyak masyarakat yang tidak berani keluar karena teror pencurian.
Disaat bersamaan, jenazah pencuri yang sebelumnya ditangkap hilang. Warga pun curiga pencuri yang kini meneror merupakan pelaku yang sama dengan sebelumnya.
Baca Juga: Gagal Curi Sapi karena Ketahuan, Dua Pria di Pesisir Barat Menyerahkan Diri ke Polisi
"Orang pintar masa itu menduga bahwa sang pencuri adalah orang sakti, mungkin pengguna Ilmu Rawa Rontek, yang memiliki kekuatan untuk kembali hidup meskipun nyawanya telah direnggut." kata sesepuh wilayah tersebut, Kyai Tugiyat (83) dikutip dari Ketik.co.id--jaringan Suara.com, Selasa (12/9/2023).
Ajian Rawa Rontek dipercaya memberikan kemampuan kepada penggunanya untuk sulit mati. Orang yang mengamalkan ilmu ini tidak bisa mati selama jasadnya tetap berada di satu tempat yang tidak dipisahkan oleh sungai.
Warga lalu sepakat untuk memperketat keamanan. Mereka merancang strategi untuk meringkus sang maling sakti tersebut. Pengejaran dilakukan hingga ke pelosok Pacitan.
Singkat cerita, sang pencuri tersebut akhirnya berhasil ditangkap. Benar saja, pelakunya sama dengan pencuri yang sebelumnya. Warga kemudian menghukum mati pencuri tersebut dengan cara kepalanya dipenggal.
Jasad pencuri lalu dikuburkan di dua tempat yang berbeda, yakni di wilayah Blimbing dan yang kini dikenal sebagai Maling Mati.
"Karena saktinya, padahal itu hanya satu orang yang sama. Sudah berkali-kali tertangkap dan di adili, tetapi masih dapat hidup kembali," ungkap Kyai Tugiyat.
Berita Terkait
Terpopuler
- Siapa Pencipta Sound Horeg? Ini Sosok Edi Sound yang Dijuluki Thomas Alva Edisound dari Jawa Timur
- Jelang Ronde Keempat, Kluivert Justru Dikabarkan Gabung Olympique Lyon
- Duel Mobil Murah Honda Brio vs BYD Atto 1, Beda Rp30 Jutaan tapi ...
- Harga Mitsubishi Destinator Resmi Diumumkan! 5 Mobil Ini Langsung Panik?
- 41 Kode Redeem FF Max Terbaru 24 Juli: Klaim Skin Scar, M1887, dan Hadiah EVOS
Pilihan
-
Selamat Tinggal Samba? Ini Alasan Gen Z Beralih ke Adidas Campus 00s & Forum Low
-
Filosofi Jersey Anyar Persija Jakarta: Century Od Glory, Terbang Keliling JIS
-
Braakk! Bus Persib Bandung Kecelakaan di Thailand, Pecahan Kaca Berserakan
-
5 Rekomendasi HP Realme RAM 8 GB Memori 256 GB di Bawah Rp 4 juta, Pilihan Terbaik Juli 2025
-
Gerai Tinggal 26, Stok Expired Menggunung! Akuisisi TGUK Penuh Drama
Terkini
-
Catat! 5 Kebiasaan Nabi Muhammad SAW Setelah Sholat Subuh
-
Sound Horeg Dilarang Tampil di HUT Kemerdekaan RI
-
Dapatkan Kartu Kredit BRI Sesuai Gaya Hidup Anda Sekarang, Bisa Diajukan Secara Online
-
Lantik 38 Ketua DPC HKTI se-Jawa Timur, Gubernur Khofifah Ajak Wujudkan Kedaulatan Pangan di Jatim
-
Pulang Nonton Pencak Dor Malah Dikeroyok, 3 Pelaku Masih di Bawah Umur