Scroll untuk membaca artikel
Baehaqi Almutoif
Senin, 02 Oktober 2023 | 17:45 WIB
Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBNU Saifullah Yusuf atau Gus Ipul. (suara.com/achmad ali).

SuaraJatim.id - Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBNU Saifullah Yusuf menilai turunnya elektabilitas Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMin) di Jatim dikarenakan banyak kiai yang sedih. Keputusan Muhaimin atau Cak Imin memilih Anies menimbulkan kekecewaan para kiai.

Sebelumnya, survei Eksekutif Indikator Politik Indonesia yang dilakukan periode 14-20 September 2023 pasangan calon presiden dan wakil presiden Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) di Jatim kalah jauh dari Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto.

Pasangan AMIN hanya meraih 14,4 persen. Padahal pada Maret, elektabilitas Anies Baswedan mencapai 20 persen. Sementara itu, Ganjar Pranowo meraih 43,9 persen dan Prabowo Subianto 33,8 persen.

Saifullah Yusuf menyebut para kiai kecewa karena deklarasi tersebut tanpa diikuti informasi yang jelas.

Baca Juga: Sebelum Muncul Khofifah dan Mahfud, Megawati Disebut Sempat Lamar Kiai Ini untuk Dampingi Ganjar

“Sehingga bisa dikatakan (para kiai) mundur satu langkah. Kemudian, ada juga yang mencari apa penyebab dari keputusan yang diambil oleh Cak Imin. Karena, ini suatu yang tidak lazim,” kata Gus Ipul, sapaan Saifullah Yusuf, saat dihubungi Suara.com, Senin (2/10/2023).

Pria yang akrab disapa Gus Ipul itu juga menyebutkan, beberapa kiai ada yang mempersepsikan langkah Muhaimin atau Cak Imin tersebut sebagai deklarasi untuk meninggalkan Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.

“Cak Imin akhirnya berkoalisi dengan orang-orang yang selama ini dipersepsikan berseberangan dengan Gus Dur dan Pak Jokowi. Ini saya hanya membaca hasil survei loh ya. Karena hasil surveinya kan gitu,” katanya.

Dinamika politik yang terjadi tersebut membuat para kiai melakukan konsolidasi secara diam-diam dan tidak tampak di permukaan.

"Mau apa dan mau ke mana gitu? Saya rasa, ini tidak mudah. Para kiai ini kan semuanya mencermati dan mengikuti perkembangan yang ada," katanya lagi.

Baca Juga: Profil Partai Masyumi yang Dukung Anies-Muhaimin Maju Pemilu 2024

Kondisi ini juga akhirnya mematahkan statement yang diutarakan Cak Imin saat deklarasi jika sudah bertemu dengan para kiai NU. Para kiai banyak yang belum tahu mengenai dinamika yang terjadi.

"Sepanjang yang saya tahu belum (bertemu dengan para kiai). Artinya, tidak memberikan penjelasan yang dalam, mengapa keputusan itu dilakukan. Artinya sebelum deklarasi loh ya. Bukan setelah deklarasi," katanya.

Setelah deklarasi AMIN memang ada pertemuan dengan para kiai, namun sifatnya hanya sebatas sowan dan meminta doa restu kepada kiai.

"Tentu para kiai ketika di-sowani ya sangat boleh. Siapa saja boleh. Tapi, dukungan ya belum tentu,” ungkapnya.

"Namun yang saya tahu, kiai-kiai saat ini sedang konsolidasi. Suatu saat, mereka akan menentukan pilihan akan mendukung siapa. Masih sangat mungkin mereka (kiai) akan merubah arah dukungannya," tambahnya.

Gus Ipul menegaskan jika PBNU tidak akan terlibat dalam hal dukung mendukung capres dan cawapres. Hal ini sesuai dengan aturan dalam organisasi. Mayoritas masyarakat NU disebut juga menginginkan hal yang sama.

Akan tetapi, kiai sebagai pengasuh pesantren mempunyai keperluan untuk memperoleh informasi yang valid tentang kandidat capres dan cawapres. Jadi, siapa saja yang bersilaturahmi dengan para kiai pasti akan diterima.

"Karena para kiai ini sering kali dimintai tanggapan dan diajak diskusi. Tetapi, pada waktunya nanti, suara kiai ini akan menjadi suara penentuan di detik-detik terakhir," bebernya.

Kontributor : Yuliharto Simon Christian Yeremia

Load More