Scroll untuk membaca artikel
Baehaqi Almutoif
Selasa, 07 November 2023 | 20:30 WIB
Konferensi pers ungkap kasus penjualan Elpiji oplosan di Kota Malang. [TIMES Indonesia]

Pelaku memeroleh keuntungan Rp700 ribu sampai Rp1 juta dalam satu hari. Polisi saat ini masih melakukan pendalaman terkait kasus tersebut. 

Polisi telah mengamankan barang bukti berupa, 180 tabung gas elpiji 3 kg, 33 tabung gas elpiji 5,5 kg dan 42 tabung gas elpiji 12 kg.

"Kita juga amankan 73 buah turup elpiji 3 kg berwarna oranye, 82 buah tutup elpiji 3 kh berwarna merah, 28 buah tutup segel warna kuning, 1 buah timbangan digital dan 1 set alat yang digunakan untuk mengoplos," tuturnya.

Berdasarkan pengakuan pelaku belajar mengoplos dari temannya di Jakarta. Tersangka juga tidak pernah bekerja di Pertamina. "Gak pernah kerja di Pertamina. Belajarnya dari temen Jakarta," ungkapnya. 

Baca Juga: Inovasi Sosial Salt Centre Terintegrasi Binaan PHE WMO Dongkrak Produktivitas Garam dan Kesadaran Lingkungan

Pelaku sudah menjalankan aksinya tersebut dalam setahun belakangan. Keuntungan yang didapatkan sebagian besar untuk penambahan tabung agar bisnis haramnya semakin besar dan meluas.

"Awalnya kecil-kecilan. Kirim gak setiap hari, produksi 15 sampai 20 tabung itu kadang untuk stok. Jadi keuntungan satu tahun ini buat menambah tabung," tandasnya.

Polisi menjerat pelaku dengan pasal 55 UU RI No 22 Tahun 2001 tentang minyak dan gas bumi sebagaimana diubah dalam pasal 40 ayat (9) UU RI Nomor 6 Tahun 2023 tentang penetapan peraturan pemerintah pengganti UU No 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja dengan ancaman kuruangan 6 tahun penjara.

Load More