Scroll untuk membaca artikel
Baehaqi Almutoif
Kamis, 30 November 2023 | 12:00 WIB
Ilustrasi doa tahun baru Islam 2023. (Unsplash/Masjid MABA)

SuaraJatim.id - Fakir dan miskin dalam penyebutannya seringkali disambungkan. Padahal keduanya memiliki makna harfiah yang berbeda.

Dalam al-Mausu’ah al-Fiqhiyyah (hlm. 199, jilid ke-32) fakir merupakan lawan kata dari al-ghaniy (kaya), yakni orang sedikit hartanya. Sedangkan miskin lawan kata dari al-harakah (bergerak), artinya sesuatu yang hilang gerakannya.

Masih dari kitab tersebut, fakir disebutkan sebagai orang yang tidak memiliki harta dan pekerjaan sehingga tak dapat mencukupi kebutuhan hidupnya. Sementara miskin merupakan orang yang memiliki harta dan pekerjaan tapi tidak bisa mencukupi kebutuhan hidup.

Kendati secara bahasa berbeda, keduanya sama-sama berhak untuk mendapat zakat. Seperti yang disebutkan dalam Al-Quran Surat at-Atubah (9) ayat 60.

Baca Juga: Kemiskinan Ekstrem Jatim Turun Sebesar 3,58% atau 1.480.140 Jiwa Selama 3 Tahun Terakhir

Mengutip dari NU Online, Hadratussyaikh KH Muhammad Hasyim Asy'ari memiliki ijazah untuk menghindarkan dari fakir. Hal tersebut yang disampaikan KH Abdurrahman Bajuri yang pernah menjadi santrinya.

Kiai Bajuri pernah mondok di Pesantren KH Muhammad Hasyim Asy'ari pada 1938 sampai Indonesia merdeka.

Beliau menyampaikan, KH Muhammad Hasyim Asy'ari pernah menyampaikan ijazah atau amalan untuk terhindari dari fakir.

"Sabda Nabi Muhammad, barangsiapa membaca: Laa Haula walaa quwwata Illa billaahil 'aliyiiyil 'adzim sehari 100 kali, tidak akan terkena penyakit fakir," kata Kiai Bajuri.

Ia juga meminta agar ijazah atau amalan ini untuk ditularkan kepada keluarga dan handai taulan. "Ini kalau dibaca 100x tidak sampai 5 menit," ungkapnya, memantapkan.

Baca Juga: Bacaan Surat Al-Kahfi Ayat 1-10, Amalkan Agar Dijauhkan dari Musuh yang Ingin Menyakiti

Load More