SuaraJatim.id - Status Gunung Raung mengalami peningkatan aktivitas vulkanik. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) meningkatkan statusnya dari level I atau normal menjadi level II atau waspada.
"Potensi bahaya Gunung Raung yang mungkin terjadi saat ini berupa akumulasi gas vulkanik konsentrasi tinggi di dasar kawah," kata Kepala PVMBG Hendra Gunawan dikutip dari Antara, Selasa (19/12/2023).
PVMBG mencatat pada periode 1 sampai 18 Desember 2023, terjadi 168 kali gempa hembusan, 8 kali gempa tektonik lokal, 75 kali gempa tektonik jauh, dan gempa tremor menerus dengan amplitudo 0,5 hingga 6 milimeter.
Berdasarkan pengamatan visual pada 1 -17 Desember 2023 melihatkan adanya tinggi kolom hembusan gas pada periode itu berfluktuasi dan menunjukkan nilai maksimal yang mengalami peningkatan dari periode sebelumnya yaitu maksimal 500 meter dari atas puncak.
Tanggal 18 Desember 2023 terjadi peningkatan hembusan asap kawah dan mencapai ketinggian 1.000 meter di atas puncak.
"Peningkatan hembusan kawah diperkirakan terpicu oleh adanya gempa tektonik lokal dengan magnitudo 2,6 pada pukul 19.02 WIB, tanggal 18 Desember 2023," kata Hendra.
Pihaknya mengimbau masyarakat di sekitar kaki Gunung Raung tidak mendekati pusat erupsi di kawah puncak dengan radius tiga kilometer.
"Tingkat aktivitas Gunung Raung akan ditinjau kembali jika terdapat perubahan visual dan kegempaan yang signifikan," ungkapnya.
Gunung Raung erupsi pada 27 Juli 2022 mengeluarkan abu. Pada Januari sampai Februari 2021 mengeluarkan abu berwarna hitam dan kecoklatan disertai aliran lava di dasar kawah.
Baca Juga: Tanda Alam, Gunung Bromo Keluarkan Asap Putih Kelabu Pagi Ini
Bulan Juli sampai Oktober 2020 mengeluarkan material batuan berukuran abu yang sebarannya terbatas di sekitar kawah puncak Gunung Raung.
Sepanjang sejarah erupsi Gunung Raung menghasilkan aliran piroklastik, jatuhan piroklastik, dan aliran lava andesitik sampai basaltik.
Pengamatan yang dilakukan PVMBG, terjadi perubahan permukaan batuan Gunung Raung. Selain itu, juga ada indikasi adanya proses pengosongan kantung magma pada reservoir akibat pelepasan fluida yang didominasi oleh gas.
Berita Terkait
Terpopuler
- Ole Romeny Menolak Absen di Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
- Tanpa Naturalisasi, Jebolan Ajax Amsterdam Bisa Gantikan Ole Romeny di Timnas Indonesia
- Makna Satir Pengibaran Bendera One Piece di HUT RI ke-80, Ini Arti Sebenarnya Jolly Roger Luffy
- Ditemani Kader PSI, Mulyono Teman Kuliah Jokowi Akhirnya Muncul, Akui Bernama Asli Wakidi?
- Jelajah Rasa Nusantara dengan Promo Spesial BRImo di Signature Partner BRI
Pilihan
-
6 Smartwatch Murah untuk Gaji UMR, Pilihan Terbaik Para Perintis 2025
-
3 Film Jadi Simbol Perlawanan Terhadap Negara: Lebih dari Sekadar Hiburan
-
OJK Beberkan Fintech Penyumbang Terbanyak Pengaduan Debt Collector Galak
-
Tarif Trump 19% Berlaku 7 Agustus, RI & Thailand Kena 'Diskon' Sama, Singapura Paling Murah!
-
Pemerintah Dunia dan Tenryuubito: Antagonis One Piece yang Pungut Pajak Seenaknya
Terkini
-
KUR BRI Jadikan Aiko Maju UMKM Tangguh di Program MBG Kepulauan Siau
-
Dear Pengibar Bendera One Piece, Pemerintah Kirim Peringatan Keras: Ada Ancaman Pidana!
-
Aset 'Tidur' Pemprov Jatim Bisa Jadi Sumber PAD Baru, Asalkan Lakukan Ini
-
Bank Mandiri Jembatani Purna PMI Asal Malang Jadi Wirausahawan Lewat Program Bapak Asuh
-
BRI Ungkap Jurus Jitu Jadi Bank Terkuat di Indonesia