Budi Arista Romadhoni
Rabu, 31 Desember 2025 | 10:29 WIB
Gunung Semeru erupsi dengan tinggi letusan mencapai 900 meter di atas puncak pada Rabu (31/12/2025) pagi. [ANTARA/HO-PVMBG]
Baca 10 detik
  • Gunung Semeru di Jawa Timur erupsi tiga kali pada Rabu (31/12/2026), memuncak pada ketinggian kolom letusan 900 meter.
  • Akibat aktivitas tersebut, status Gunung Semeru ditetapkan pada Level III (Siaga) oleh PVMBG.
  • PVMBG merekomendasikan larangan aktivitas radius lima kilometer dari puncak serta di sepanjang Besuk Kobokan.

SuaraJatim.id - Gunung Semeru, sang Mahameru yang menjulang gagah di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur, kembali menunjukkan aktivitas vulkaniknya yang intens.

Dalam kurun waktu satu hari, Rabu (31/12/2026), gunung berapi aktif ini mengalami erupsi sebanyak tiga kali, memuntahkan kolom letusan yang mencapai ketinggian 900 meter di atas puncaknya.

Fenomena ini sontak memicu kekhawatiran, terutama bagi masyarakat yang bermukim di lereng dan sekitar aliran sungai yang berhulu di puncak Semeru.

Erupsi pertama terjadi pada dini hari, tepatnya pukul 00.04 WIB. Meskipun visual letusan tidak teramati, aktivitas ini terekam jelas di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 150 detik.

"Erupsi pertama terjadi pada pukul 00.04 WIB dengan visual letusan tidak teramati, tapi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 150 detik," terang Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Mukdas Sofian, dikutip dari ANTARA.

Tak berselang lama, Semeru kembali menggeliat. Erupsi kedua terjadi pada pukul 05.34 WIB, dengan tinggi kolom letusan yang teramati mencapai sekitar 700 meter di atas puncak, atau sekitar 4.376 meter di atas permukaan laut.

Kolom abu yang membumbung tinggi terlihat berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal, bergerak ke arah barat daya. Aktivitas ini juga terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 130 detik.

Puncaknya, erupsi ketiga terjadi pada pukul 06.29 WIB, menjadi yang paling signifikan dengan tinggi kolom letusan mencapai sekitar 900 meter di atas puncak.

Kolom abu yang teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal, kali ini bergerak ke arah timur dan tenggara.

Baca Juga: Status Gunung Semeru Turun ke Level III, Ini Zona Merah yang Wajib Dihindari

"Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 125 detik," tambah Mukdas Sofian, menegaskan intensitas aktivitas vulkanik Semeru pagi itu.

Dengan rentetan erupsi ini, status Gunung Semeru saat ini berada pada Level III (Siaga). Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) pun segera mengeluarkan sejumlah rekomendasi penting demi keselamatan masyarakat.

Warga diimbau untuk tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara, khususnya di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 kilometer dari puncak pusat erupsi. Ini adalah zona bahaya yang sangat rawan terhadap awan panas dan guguran material vulkanik.

Lebih lanjut, PVMBG juga mengingatkan agar masyarakat tidak beraktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai atau sempadan sungai di sepanjang Besuk Kobokan.

Area ini berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 kilometer dari puncak. Selain itu, radius lima kilometer dari kawah atau puncak Gunung Api Semeru juga dinyatakan sebagai zona terlarang untuk aktivitas apapun, mengingat tingginya risiko lontaran batu pijar yang berbahaya.

Kewaspadaan juga perlu ditingkatkan terhadap potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru.

Load More