Riki Chandra
Senin, 15 Desember 2025 | 15:28 WIB
Proses penyaluran bantuan ke kawasan Dusun Sumberlangsep, Lumajang. [Dok. BeritaJatim.com]
Baca 10 detik
  •  Banjir lahar Semeru rusak 20 bangunan warga Lumajang.

  • Masjid dan 19 rumah terdampak lahar Gunung Semeru.

  • Warga diimbau mengungsi hindari lahar dan letusan susulan.

SuaraJatim.id - Banjir lahar Gunung Semeru merusak puluhan bangunan milik warga di Dusun Sumberlangsep, Desa Jugosari, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur (Jatim).

Sebelumnya, Banjir lahar Gunung Semeru hanya dilaporkan merusak 14 rumah dan satu fasilitas umum. Namun, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang memastikan angka tersebut kembali bertambah. Hingga Senin (15/12/2025), total bangunan rusak yang telah terdata mencapai 20 unit.

Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Lumajang, Isnugroho, menjelaskan bahwa kerusakan akibat Banjir lahar Gunung Semeru mencakup 19 unit rumah warga dan satu fasilitas umum berupa masjid di Dusun Sumberlangsep.

“Jumlah bangunan yang terdampak sampai hari ini, sekitar 20 unit, ya ada penambahan yang awalnya tadi 6, 9, 15, sekarang 20. Ini dari 20 itu 19 rumah dan 1 fasum berupa masjid,” kata Isnugroho, dikutip dari BeritaJatim.com.

Ia mengungkapkan, sebagian warga masih memilih bertahan di kawasan perbukitan Dusun Sumberlangsep. Lokasi tersebut dinilai lebih aman dari aliran lahar, meski tetap masuk dalam kawasan rawan bencana Gunung Semeru. Kondisi ini membuat proses penyaluran bantuan menjadi tidak mudah.

Petugas BPBD bersama relawan harus menunggu situasi benar-benar aman sebelum menyeberangi aliran lahar untuk mengirimkan bantuan logistik. Tantangan medan serta potensi lahar susulan membuat distribusi kebutuhan dasar berjalan dengan kewaspadaan tinggi.

“Jadi, sebagian masyarakat masih bertahan di Sumberlangsep di ketinggian pucuk gunung, dan itu juga masih kita suplai kebutuhan pokok mereka,” kata Isnugroho.

Meski demikian, BPBD Lumajang terus mengimbau warga agar meninggalkan kawasan rawan terdampak bencana. Risiko letusan sekunder Gunung Semeru saat banjir lahar susulan dinilai dapat membahayakan keselamatan warga sekaligus menghambat akses petugas.

Menurut Isnugroho, jika terjadi letusan sekunder, pasokan makanan dan logistik bisa terputus karena sulitnya akses menuju lokasi. Oleh karena itu, warga diminta untuk bergeser ke lokasi yang telah disiapkan.

“Kalau kondisi seperti ini juga khawatir ada letusan sekunder stok makanan di sana habis, ngirimnya susah. Kita imbau untuk bergeser ke lapangan di sekitar Jugosari,” ungkap Isnugroho.

BPBD bersama instansi terkait masih melakukan pemantauan intensif terhadap aktivitas Banjir lahar Gunung Semeru serta pendataan lanjutan untuk memastikan seluruh warga terdampak mendapatkan penanganan yang dibutuhkan.

Load More