Scroll untuk membaca artikel
Galih Prasetyo
Selasa, 02 Januari 2024 | 17:38 WIB
Selvi Ananda Saat Dampingi Gibran Rakabuming Kampanye (TikTok)

SuaraJatim.id - Calon wakil presiden (capres) nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka mendengarkan keluhan warganya, utamnya mereka yang berprofesi sebagai petani saat kunjungan ke Escape Bajo, Labuan Bajo. Pada momen itu, digelar diskusi dengan warga sekitar dengan tajuk, 'Gibran Mendengar'

Gibran Mendengar menjadi platform bagi pasangan Prabowo Subianto di Pilpres 2024 itu untuk mendengarkan dan berikan respon terkait suara yang disampaikan oleh perwakilan komunitas kreatif, start-up, UMKM lokal, dan kreator konten.

Saat berada di Labuan Bajo itu, Gibran mendengar cerita dari seorang warga bernama Benyamin Ewa. Ia adalah perwakilan dari Komunitas Petani Hortikultura Boleng.

Benyamin mengungkap bahwa hal yang terpenting baginya dan para petani lain untuk saat ini ialah soal perbaikan infrastruktur jalan di wilayah Kecamatan Boleng, Manggarai Barat.

Baca Juga: Dinobatkan Sebagai Sahabat Santri Indonesia, Begini Respons Prabowo Subianto

Menurutnya, kondisi jalan yang buruk sangat berpengaruh pada kualitas produk pertanian yang dijual ke Labuan Bajo, termasuk sayur dan buah, yang seringkali rusak akibat perjalanan yang sulit.

"Ini sangatlah penting, karena menyangkut akses dari desa ke Labuan Bajo. Ketika para petani ingin menjual sayur, tomat, atau buah-buahan, tetapi karena kondisi jalan rusak, banyak sayuran maupun buah-buahan yang jadi rusak saat tiba di Labuan Bajo," ungkap Benyamin seperti dikutip, Selasa (2/1).

Lebih lanjut, Benyamin bercerita bahwa komunitasnya sudah berdiri sejak 3 tahun lalu. Selama 3 tahun itu, tantangan harus dihadapi para petani. Salah satunya soal produk lokal yang tak laku di pasaran.

Benyamin mengatakan bahwa kebanyakan bahan pokok untuk kebutuhan hotel dan restoran di Labuan Bajo masih diimpor dari daerah lain seperti Jawa, Sulawesi, Bali, dan NTB. Komunitas ini melihat ini sebagai peluang dan mulai menggerakkan petani lokal untuk memanfaatkan peluang tersebut, meskipun dihadapkan pada kendala modal, obat, dan pupuk.

"Kami melihat ini sebagai sebuah peluang, dan kemudian menggerakkan petani untuk merebut peluang ini. Memang di awal-awal kami sempat terkendala modal, obat dan pupuk, namun pada akhirnya itu bisa diatasi," jelasnya.

Baca Juga: Sedari Kecil Anak-anak Gibran Diajari Arti Penting Keluarga dengan Dibelikan Mainan Jenis Ini, Apa Itu?

"Setelah tiga tahun, dari 12 desa di Boleng, kami akhirnya bisa mulai suplai sayur-sayuran dan buah-buahan ke Labuan Bajo," lanjut Benyamin

Load More