SuaraJatim.id - Karangan bunga berbau ucapan satir milik Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FISIP Universitas Airlangga (Unair) yang ditujukan kepada pemerintahan baru Presiden dan Wakil Presiden Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Buntut karangan bunga ucapan tersebut, BEM FISIP Unair dibekukan oleh dekanat.
Presiden BEM FISIP Unair, Tuffahati Ullayyah angkat bicara usai karangan bunga ucapan selamat itu viral.
Dia mengaku mendapat banyak teror digital setelah karangan bunga satire itu viral di media sosial.
Satu hari ini, Minggu (27/10/2024), beberapa pesan masuk ke ponselnya menyampaikan narasi terkesan menghakimi. Bahkan sampai menyampaikan doa-doa buruk.
Ada juga yang menyampaikan mengenai pencapaian program kerja Presiden Joko Widodo selama 10 tahun terakhir. “Narasinya cenderung menghakimi ya dan mendoakan hal-hal yang tidak baik gitu,” ungkap Tuffahati dilansir dari beritajatim.com--partener Suara.com.
Dia mengindikasikan nomor-nomor yang mengirimkan pesan tersebut memiliki narasi seragam, terkesan memiliki pola terorganisir.
Tidak hanya melalui pesan, teror video call hingga spam dari nomor tidak dikenal juga menghantuinya sepanjang hari.
Tuffahati menyebut bahwa tekanan ini terasa semakin kuat karena disertai ancaman verbal yang bersifat personal. “Saya dimasukkan ke grup WhatsApp dengan nama grup penghujat yang isinya caci maki terhadap saya,” katanya sambil menunjukkan bukti screenshot percakapan.
Baca Juga: Viral BEM FISIP Unair Dibekukan, Diduga Buntut Ucapan Selamat Berbau Satire
Salah satunya hujatan tersebut mengenai umpatan. “Seadainya orangtua Anda yang menjadi presiden lalu diberi umpatan ‘bajingan’, apa Anda terima?” tulis salah satu pesan yang diterimanya.
Beberapa lainnya mengungkap mengenai kebijakan pemerintahan Joko Widodo (Jokowi).
“Apa Anda buta apa saja pencapaian Jokowi dalam 10 tahun membangun Indonesia? Salah satunya membangun infrastruktur lohh kak.”
Hingga kini, pesan caci maki dan spam video call masih terus mengganggu Tuffahati, yang menganggap serangan ini sebagai ancaman serius terhadap kebebasan berekspresi mahasiswa di Indonesia.
Berita Terkait
Terpopuler
- Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
- 5 Rekomendasi Bedak Two Way Cake untuk Kondangan, Tahan Lama Seharian
- 5 Rangkaian Skincare Murah untuk Ibu Rumah Tangga Atasi Flek Hitam, Mulai Rp8 Ribuan
- 5 Rekomendasi Sepatu Lari Selain Asics Nimbus untuk Daily Trainer yang Empuk
- 5 Powder Foundation Paling Bagus untuk Pekerja, Tak Perlu Bolak-balik Touch Up
Pilihan
-
10 City Car Bekas untuk Mengatasi Selap-Selip di Kemacetan bagi Pengguna Berbudget Rp70 Juta
-
PSSI Butuh Uang Rp 500 Miliar Tiap Tahun, Dari Mana Sumber Duitnya?
-
Vinfast Limo Green Sudah Bisa Dipesan di GJAW 2025, Ini Harganya
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
Terkini
-
KIK EBA Jadi Syariah Perdana di Indonesia dari BRI Manajemen Investasi
-
Bukan Sekadar Letusan Biasa: PVMBG Ungkap Rekaman Gempa Getaran Banjir Semeru yang Bikin Khawatir
-
Pilu Petani Lombok, Ladang Rusak Diterjang Awan Panas Semeru
-
Di Tengah Keriuhan, Relawan Kesehatan Jadi Penopang Pengungsian Erupsi Semeru
-
Cerita Lansia 90 Tahun Saat Mengungsi Akibat Erupsi Gunung Semeru