SuaraJatim.id - Temuan fakta mengejutkan disampaikan Ketua Komda Penanggulangan Gangguan Pendengaran dan Ketulian Kabupaten Tulungagung, dr. Moch. Mundir Arif, Sp.THT-KL.
Dokter Mundir menyebutkan, sedikitnya 20 persen siswa di Tulungagung mengalami gangguan di pendengaran mereka.
Artinya, pendengaran satu dari 5 siswa mengalami gangguan. Mundir menyebutkan, permasalahan tersebut disebabkan salah satunya oleh lubang telinga yang kotor.
Angka persentase itu disampaikan, Rabu (26/2/2025), mengacu hasil beberapa pemeriksaan kesehatan pendengaran ke 145 siswa di SDIT dan SMPIT Nurul Fikri, Tulungagung.
Baca Juga: Kronologi Siswi SMK Tulungagung Meninggal Saat Praktik di Hotel
"Jumlah siswa yang mengalami gangguan pendengaran setelah dilakukan pemeriksaan hampir 20-an persen. Biasanya jumlah yang kami temukan berkisar segitu, ya 10-20 persen," kata Mundir Arif.
Dia menjelaskan, gangguan pendengaran yang disebabkan oleh kotoran dalam lubang telinga (resumen) ini tergolong ringan dan tidak membahayakan. Akan tetapi, tidak bisa diabaikan.
Orang tua tidak bisa begitu saja abai atau membiarkan masalah tersebut. "Penyakit atau gangguan pendengaran memang tidak mengancam nyawa, tapi ini jika diabaikan bisa mengancam masa depan individu bersangkutan," katanya.
Mundir menyarankan untuk rutin memeriksakan kesehatan pendengaran dan mengontrolnya tetap bersih.
Komda Penanggulangan Gangguan Pendengaran dan Ketulian Kabupaten Tulungagung secara berkala menggelar penyuluhan serta pemeriksaan kesehatan pendengaran secara gratis.
Baca Juga: Kisruh SNPMB: Ratusan Siswa Eligible di Blitar Terancam Tak Bisa Mendaftar SNPMB
Dia menyampaikan, hasil pemeriksaan yang dilakukan di SDIT dan SMPIT Nurul Fikri, Tulungagung juga menemukan adanya satu siswa mengalami gejala telinga bernanah, diduga akibat komplikasi batuk dan pilek berkepanjangan.
"Infeksi yang tidak tertangani bisa menyebar ke telinga dan menyebabkan gendang telinga berlubang. Akibatnya, pendengaran berkurang," ujarnya.
Gangguan pendengaran, menurut Mundir, dapat berdampak pada akademik siswa. Karena itu, ia menyarankan anak-anak rutin memeriksakan kesehatan telinga dan membersihkannya dengan cara yang benar.
Ia menjelaskan, gangguan pendengaran umumnya disebabkan lima faktor, yakni bawaan lahir, infeksi telinga (kopokan/congek), paparan suara keras, telinga kotor, dan faktor usia. [Antara]
Berita Terkait
-
Gaza Mulai Tahun Ajaran Baru, Siswa Kembali Belajar di Tengah Kehancuran dan Minim Sumber Daya
-
Full Day School: Solusi Pendidikan atau Beban bagi Siswa?
-
Sistem Ranking di Sekolah: Memotivasi Atau Justru Merusak Mental Siswa?
-
Pemahaman Love Language bagi Pelajar, Apa Implikasi dan Dampaknya?
-
Menggali Potensi Siswa Terpencil, Membangun Orientasi Masa Depan yang Cerah
Terpopuler
- Kamar Inap Hotman Paris di RS Singapura Capai Rp 190 Juta Per Malam: Tapi Semua Tak Ada Arti, Sepi di Hati!
- CEK FAKTA: Tudingan Mie Gacoan Disegel karena Mengandung Minyak Babi, Benarkah?
- Lihat Postingan Hotman Paris Dirawat di RS Singapura, Razman Arif Nasution Teringat Mendiang Alvin Lim
- Dony Oskaria Jadi Direksi Danantara, Pernah Disindir DPR Terkait Saham Usaha Raffi Ahmad
- Kekayaan Rosan Roeslani di LHKPN: CEO Danantara yang Cetak Harta Fantastis
Pilihan
-
Joey Pelupessy Tandem Paling Tepat untuk Thom Haye
-
4 Rekomendasi HP Samsung Rp 3 jutaan dengan RAM 8GB, Terbaru Februari 2025
-
Siapa Carmen H2H? Idol Indonesia yang Dipuji Netizen Korea di Debutnya!
-
Longsor Melanda Desa Temboro Wonogiri, Satu Rumah Rusak Berat
-
Mantan PM Malaysia Mahathir Mohammad Temui Jokowi di Solo, Bahas Apa?
Terkini
-
Dua Sungai Meluap, 15 Desa di Gresik Terendam Banjir
-
Waduh! 20 Persen Siswa Tulungagung Pendengarannya 'Bermasalah', Apa Penyebabnya?
-
Pemuda Bangkalan Nekat Hajar Ibunya Gegara Uang Judi Online
-
Pacitan Porak-poranda Diterjang Longsor: 6 Rumah Tertimbun dan Sejumlah Jalan Terputus
-
DPRD Jatim: Banjir di Sidoarjo Harus Ditangani Serius