Scroll untuk membaca artikel
Baehaqi Almutoif
Senin, 31 Maret 2025 | 06:12 WIB
Ilustrasi pelaku/tahanan [ANTARA]

SuaraJatim.id - Polisi akhirnya menangkap pelaku pengeroyokan yang menyebabkan tewasnya seorang pelajar bernama Hidris Rayyan, siswa SMAN 1 Pare, Kabupaten Kediri.

“Kami berhasil mengidentifikasi dan menangkap tiga orang yang melarikan diri ke Tulungagung. Dari hasil interogasi terhadap mereka, kami dapat mengembangkan penyelidikan dan menangkap total 14 orang,” kata Kasat Reskrim Polres Kediri, AKP Fauzy Pratama dilansir dari Meteranews.co --- partner Suara.com, Sabtu (29/3/2025).

Polres Kediri terus melakukan penyelidikan atas kasus pengeroyokan yang menyebabkan tewasnya Hidris Rayyan. Korban meninggal dunia setelah mendapat perawatan di rumah sakit.

Petunjuk didapatkan dari sejumlah saksi. Polisi kemudian bergerak memburu para pelaku.

Baca Juga: Coba Racik Petasan Sendiri, Pelajar Tulungagung Alami Luka Bakar Serius

Petugas berhasil melacak keberadaan dan identitas terduga para pelaku setelah lima hari pascakejadian pengeroyokan.

Hasil pemeriksaan diketahui motif dari pengeroyokan yang dilakukann para remaja tersebut. “Pengakuan para pelaku menyatakan bahwa mereka merasa ditantang dan diejek oleh korban, sehingga mereka langsung mengejar korban yang tengah mengendarai sepeda motor, hingga terjadilah peristiwa pengeroyokan itu,” jelasnya.

Para pelaku yang juga masih remaja itu kemudian mengeroyok korban dan rekan - rekannya di Jalan Raya Ngasem sepulang dari Simpang Lima Gumul (SLG).

Berdasarkan penyidikan juga diketahui jika para pelaku dan korban tidak saling kenal. Fauzy menegaskan aksi pengeroyokan ini tidak terkait dengan motif antar - perguruan atau atribut tertentu.

“Motifnya masih sebatas ejekan dan tantangan di jalan, bukan karena perbedaan identitas atau kelompok,” tegasnya.

Baca Juga: Demo Tolak UU TNI di Lamongan, Bojonegoro, dan Kediri Berakhir Ricuh

Pihak kepolisian masih mendata dan melakukan proses penyelidikan lebih lanjut kepada para terduga pelaku. Belasan terduga tersebut masih berstatus sebagai saksi.

“Kami akan memastikan siapa saja yang terlibat langsung dalam pengeroyokan ini, dan pasal apa yang akan diterapkan kepada mereka. Saat ini kami telah mengamankan sejumlah barang bukti, seperti enam sepeda motor dan atribut yang dikenakan pelaku pada malam kejadian,” pungkasnya.

Kronologi Kejadian

Sebelumnya, seorang pelajar di Kediri dilaporkan meninggal dunia usai sempat kritis akibat dikeroyok pada Senin (24/3/2025) dini hari.

Korban meninggal dunia atas nama Moh Hidris Rayyan. Selain Rayyan, ada dua rekannya yang juga menjadi korban pengeroyokan, yakni Zaki Amani dan Hendra Reza.

Ketiga korban mengalami luka-luka serius akibat pengeroyokan tersebut. Rayyan, yang mengalami luka paling parah. Korban sempat kritis sebelum akhirnya meninggal dunia.

Menurut informasi yang dikumpulkan, peristiwa pengeroyokan tersebut terjadi di Jalan Raya Umum Desa Menang, Kecamatan Pagu, Kabupaten Kediri. Saat itu korban berboncengan naik sepeda motor bersama teman - temannya akan pulang ke Pare dari Simpang Lima Gumul (SLG) sekitar pukul 00.30 WIB.

Di tengah jalan arah Kecamatan Pagu, mereka berpapasan dengan gerombolan anak-anak muda yang kemudian berbalik arah mengejar mereka.

Karena panik, Rayyan pun terjatuh dari boncengan temannya. Sementara itu teman-temannya melarikan diri dan bersembunyi dari kejaran gerombolan.

Korban dikeroyok hingga mengalami luka serius. Rayyan luka lecet di lutut kanan dan kiri, tangan kanan, alis mata kiri, tangan kiri. Telinga korban keluar darah.

Tiga orang korban kemudian dibawa ke Rumah Sakit Simpang Lima Gumul (SLG) Kediri untuk mendapatkan perawatan. Untuk korban Rayyan sempat dirawat intensif selama sehari sebelum akhirnya meninggal dunia pada Selasa (25/3/2025).

Tindakan terhadap pengeroyokan remaja ini menjadi perhatian pengemat kepolisian Bambang Rukminto. Dia menyayangkan minimnya pemberitaan mengenai insiden ini.

“Sehari kemarin, saya cermati media. Saya tak menemukan ada berita maupun informasi terkait insiden tersebut. Apakah kasus-kasus pengeroyokan seperti ini sudah terlalu jamak sehingga tak lagi layak berita? Atau karena bulan puasa sehingga semua harus ikut menciptakan suasana sejuk dan damai? Bagi saya, insiden yang merampas hak hidup seseorang harus tetap dikabarkan. Kekerasan pada sesama harus dihentikan,” katanya disitat dari BeritaJatim.

Load More