SuaraJatim.id - Pelatih Persik Kediri Divaldo Alves tidak mau ambil pusing dengan pelemparan batu terhadap bus timnya sepulang pertandingan melawan Arema FC pada Minggu, 11 Mei 2025.
Dia menilai, pelemparan tersebut bukan dilakukan oleh suporter. Melainkan orang lain.
Divaldo Alves tidak ingin memperpanjang kasus tersebut. "Sepertinya bukan suporter, orang luar. Mungkin anak muda yang minum atau apa, seperti itu," kata Divaldo dilansir dari Antara, Senin, 12 Mei 2025.
Mantan pelatih Persita Tangerang itu menilai selama pertandingan semua berjalan baik - baik saja. Sedangkan pelemparan terjadi di luar stadion. "Dalam stadion, waktu kami ke sana tidak ada masalah sama sekali. Tapi (pelemparan) terjadi di luar," tegasnya.
Baca Juga: Bek Persebaya Targetkan Clean Sheet Lawan Arema FC
Namun demikian, dia berharap insiden tersebut tidak lagi terjadi. "Tidak ada (trauma). Saya siap semua. No problem. Enggak ada masalah apapun," kata dia.
Kondisi saat ini baik - baik saja. Divaldo menyampaikan, sejumlah suporter Arema FC juga telah meminta maaf atas insiden tersebut. "Terus juga termasuk leader-leader suporter dari Arema yang minta maaf dengan kita," kata dia.
Sementara itu, Manajer Tim Persik Kediri Mochamad Syahid Nur Ichsan mengatakan, telah dilakukan pertemuan dengan manajemen dan perwakilan suporter.
"Teman - teman juga minta maaf. Dari panpel, dari Aremania, dari manajemen Arema. Kami (Persik Kediri) juga menerima. Kami juga legowo karena mungkin ini juga bukan hal yang diinginkan juga oleh mereka," kata Syahid.
Terpisah, manajemen Arema FC angkat bicara mengenai insiden pelemparan batu yang menimpa bus Persik Kediri.
Baca Juga: Ditunjuk Lagi Sebagai Pelatih Persik Kediri, Ini Catatan Statistik Divaldo Alves
General Manager (GM) Arema FC, Yusrinal Fitriandi mengaku kecewa aksi pelemparan terjadi. Yusrinal menyoroti aspek penyelenggaraan pertandingan. "Kita kecewa dengan beberapa stakeholders pertandingan kemarin," kata Yusrinal dalam pernyataan resmi klub dikutip.
Manajemen mengaku kecewa dengan aksi tersebut. Bahkan, pihaknya berencana untuk tidak main di Stadion Kanjuruhan.
"Tiga tahun kami berusaha mempertahankan eksistensi klub. Bersungguh - sungguh untuk kembali ke rumah sendiri. Sementara itu banyak pihak tiada henti mencaci maki klub, yang disatu sisi klub berusaha bertahan dan tabah menghadapi padahal klub mengalami masa sulit dengan keterbatasan dana, karena tidak ada pemasukan lantaran harus terusir, rasanya hanya cukup sisa tenaga, semangat dan niat tulus mempertahankan klub ini," katanya lagi.
Kekewaan tersebut semakin berat, mengingat perjuangan panjang klub mempertahankan eksistensi yang terasa sia - sia.
"Kami terasa sudah berdarah darah, sekuat daya dan upaya kami lakukan, namun hasilnya seakan - akan kita tidak dihormati di sini," tegasnya.
Ia menyampaikan beratnya langkah klub yang selama tiga tahun harus berpindah - pindah homebase dan saat kembali justru ekspektasi tinggi yang didapatkan.
"Kami mengingatkan suporter itu pendukung, tiga tahun mereka tidak dapat memberi dukungan ke Arema FC, begitu kita pulang, alih - alih dukungan yang didapat tapi justru tuntutan kesempurnaan yang berlebihan harus dituruti," Imbuhnya.
Pihaknya menyoroti pihak keamanan mengenai standar pertandingan. Yusrinal mendasak adanya evaluasi.
"Laga kemarin itu level renpam (rencana pengamanan) high risk match, dan Arema FC sudah penuhi semuanya. Kami prihatin kejadian pelemparan bus Persik terjadi di area zona 4 diluar area stadion yang menjadi konsen pihak keamanan" ungkapnya.
Sebenarnya, kata dia, manajemen telah melakukan berbagai peningkatan sesuai dengan regulasi dan kebutuhan rencana pengamanan.
"Dari sisi produksi semua upgrading kita lakukan mulai ring 1, ring 2, sampai ring 4 sesuai regulasi dan kebutuhan renpam. Kami memahami semua harus dilakukan untuk kepentingan dan keamanan jalannya pertandingan, kami memahami ini “Stadion Kanjuruhan’," kata Yusrinal.
Yusrinal menyinggung mengenai penyelenggaraan dua laga terakhir Arema FC saat gelar Charity Games dan lawan Persik Kediri yang menelan anggaran lebih dari Rp1 miliar.
Namun, insiden dengan adanya insiden ini seolah menjadi pelaku dari pelemparan.
"Manajemen selalu jadi bahan cercaan, seolah pelaku utamanya pelemparan bus , entah itu oknum atau seseorang atau kelompok yang merasa bahwa perilakunya tidak salah. Sekali lagi kejadiannya terjadi di area zona 4 diluar kawasan stadion dan jauh dari kewenangan Panpel. Semestinya bisa diantisipasi,” tutur Yusrinal.
Yusrinal mendesak pihak kepolisian untuk mengusut tuntas insiden pelemparan bus Persik Kediri.
"Polisi harus tangkap dan ungkap pelaku dan motif pelemparan bus Persik Kediri. Jika pelaku kecewa dengan terkait penyelenggaraan atau kecewa karena Arema FC kalah, kenapa tidak dilimpahkan ke kami?" ujar Yusrinal.
Ia menyerukan perubahan dan introspeksi bagi semua pihak terkait.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Murah di Bawah Rp 40 Juta: Hemat Perawatan dan BBM
- 5 Rekomendasi Motor Bekas Matic Mulai Rp4 Jutaan: Irit dan Bandel untuk Harian
- 5 Rekomendasi Motor Bekas Yamaha NMAX, Jauh Lebih Murah dari Honda BeAT Baru
- 5 Rekomendasi Mobil SUV Amerika Bekas Mulai Rp40 Jutaan: Tangguh, Mesin Gahar
- 5 Rekomendasi Mobil Bekas Keluarga Nyaman 2025: Suspensi Empuk, Perjalanan Auto Mulus!
Pilihan
-
Kapal Pembawa Mobil Listrik China yang Terbakar Akhirnya Tenggelam, Nama Chery dan GWM Disebut-sebut
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Layar AMOLED, Selalu Terang di Luar Ruangan
-
Emil Audero Mulai Ditinggalkan Palermo, Klub Orang Indonesia Penyebabnya
-
6 Rekomendasi HP 5G Murah di Bawah Rp 3 Juta, Terbaru Juni 2025
-
Tak Ikut Piala Presiden 2025, Pemain Persija Justru Laris Manis, Kok Bisa?
Terkini
-
Camilan UMKM Tembus Pasar Dunia Berkat Dukungan BRI dan Casa Grata
-
Akhir Bulan Tetap Cuan! 5 Link Saldo DANA Kaget Tersedia, Siap Diklaim Sekarang Juga!
-
Januari - Mei 2025, BRI Salurkan KUR Rp69,8 Triliun untuk Dorong Sektor Produksi
-
4 Contoh Proposal Tahun Baru Islam 1 Muharram 1447 H
-
Apakah Boleh Merayakan 1 Muharram?