- Kiai Abbas Abdul Jamil, ulama Buntet dijuluki singa Jawa Barat, memimpin Laskar Hizbullah Surabaya.
- Ia menentukan waktu perang, memimpin doa, dan diyakini menurunkan keajaiban yang mengguncang penjajah.
- Legenda Kiai Abbas menjadi simbol keberanian, spiritualitas, dan tekad rakyat mempertahankan kemerdekaan.
Sesampainya di Surabaya, Kiai Abbas diminta memimpin satuan komando yang kini dikenal sebagai Laskar Hizbullah. Beliau memimpin langsung para pejuang muda.
Di antara komandan yang membantu adalah Kiai Abdul Wahab Hizbullah, Utomo, Ruslan Abdul Ghani, Kiai Mas Mansur, dan Gul Arnawo. Mereka bukan sekadar pasukan, tetapi anak anak bangsa yang dilatih dengan keberanian dan keimanan.
5. Penentu Hari, Tanggal, dan Waktu Perang
Salah satu peran besar Kiai Abbas adalah menentukan kapan perang dimulai. Hari, tanggal, dan waktunya bergantung pada keputusan beliau. Itu bukan pilihan mudah.
Beliau mempertimbangkan kondisi, kesiapan, dan restu langit. Dan saat waktu tiba, Kiai Abbas memerintahkan seluruh laskar dan pemuda mengambil air wudhu, lalu meminum air yang sudah didoakan. Langkah ini menjadi simbol kesucian dan kekuatan batin sebelum maju ke medan tempur.
6. Doa yang Menggelegar dari Halaman Masjid
Ketika perang berkobar, Kiai Abbas berdiri tegak di halaman masjid. Beliau memakai sandal taktyak, menengadahkan tangan ke langit, dan membaca doa.
Tidak di garis depan, tetapi di posisi tinggi tempat beliau bisa menyaksikan jalannya pertempuran. Dan saat doa itu naik, keajaiban turun. Ribuan alu atau alat penumbuk padi dari rumah rakyat terbang menghantam pasukan Belanda. Dentumannya membuat musuh guncang. Doa itu menjadi badai yang tak terlihat.
7. Ketika Langit Menjadi Senjata Rakyat
Baca Juga: 7 Fakta Penting Jenderal Mallaby dan Detik Detik yang Memicu Pertempuran 10 November
Tidak hanya alu yang terbang. Ketika pesawat Hercules muncul, Kiai Abbas melempari mereka dengan biji biji tasbih sambil mengembaskan sorban. Aksi itu bukan sekadar simbol spiritual, tetapi bagian dari keyakinan bahwa doa mampu membelah kekuatan penjajah. Beberapa pesawat dikisahkan meledak di udara. Pepohonan berguncang, tanah bergetar, dan langit Surabaya menggaungkan perlawanan.
8. Keajaiban yang Membuat Musuh Mundur
Serangan alu dan tasbih itu menciptakan kepanikan besar. Musuh kewalahan, kehilangan arah, dan mundur.
Suara gemuruh memenuhi Surabaya. Para pemuda menyaksikan sendiri bagaimana doa Kiai Abbas menyalakan api keberanian dalam dada mereka.
Barisan rakyat menjadi tak tergoyahkan, menjadikan Surabaya lautan perjuangan yang tak bisa dihentikan begitu saja.
9. Jejak Sang Singa yang Menjadi Warisan Kemerdekaan
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- Sulit Dibantah, Beredar Foto Diduga Ridwan Kamil dan Aura Kasih Liburan ke Eropa
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
-
Genjot Konsumsi Akhir Tahun, Pemerintah Incar Perputaran Uang Rp110 Triliun
-
Penuhi Syarat Jadi Raja, PB XIV Hangabehi Genap Salat Jumat 7 Kali di Masjid Agung
-
Satu Indonesia ke Jogja, Euforia Wisata Akhir Tahun dengan Embel-embel Murah Meriah
Terkini
-
Gubernur Jatim Larang Keras Warga Pesta Kembang Api Sambut Tahun Baru 2026, Ini Alasannya
-
Geger Penemuan Mayat Membusuk di Sungai Brantas Kediri, Diduga Hanyut Saat Memancing
-
Polres Sampang Gagalkan Jutaan Rokok Ilegal, Dalang Distribusi ke Luar Madura Masih Misterius!
-
Gunung Semeru Erupsi Lagi, Kolom Abu 900 Meter Membumbung di Puncak
-
Warga Segel Kantor Desa Kalirejo Pasuruan, Kades Diduga Tilep Dana