-
Perceraian di Magetan meningkat tajam akibat maraknya judi online.
-
Pemerintah daerah diminta bergerak cepat tangani dampak sosial ekonomi.
-
Stabilitas keluarga terancam jika isu perceraian tidak segera ditangani.
SuaraJatim.id - Angka perceraian di Kabupaten Magetan, Jawa Timur (Jatim), melonjak drastis. Mayoritas cerai dipicu kasus judi online (judol).
Ketua DPRD Magetan, Suratno, mengungkapkan angka cerai di Magetan tahun ini mencapai sekitar 1.400 perkara. Dari jumlah tersebut, hampir 60 persen disebut dipicu oleh judol.
Dalam laporan yang diterimanya, Suratno menyebut bahwa tren perceraian di Magetan bukan lagi persoalan domestik semata, melainkan telah membawa dampak luas bagi kondisi sosial dan ekonomi masyarakat.
Ia menegaskan bahwa praktik perjudian digital yang kian mudah diakses membuat banyak rumah tangga tidak mampu bertahan dari tekanan ekonomi dan konflik internal.
“Angkanya sekitar 1.400 kasus dan hampir 60 persen disebabkan judi online. Ini menjadi PR besar bagi kita semua, pemerintah daerah dan seluruh pemangku kepentingan,” ujar Suratno, dikutip dari BeritaJatim.com, Kamis (11/12/2025).
Pernyataan tersebut disampaikan usai mengikuti rapat koordinasi pengendalian inflasi menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Dalam forum itu, selain membahas kebutuhan pokok seperti cabai, beras, telur, dan gas elpiji, isu perceraian di Magetan kembali mencuat dan menjadi perhatian tersendiri di tengah pembahasan soal inflasi Nataru.
Suratno menilai, peningkatan kasus yang dipicu judi online perlu ditangani melalui langkah cepat dan terukur. Ia menekankan bahwa edukasi, pengawasan, dan gerakan bersama harus diperkuat agar dampak sosialnya tidak semakin meluas.
Menurutnya, peran pemerintah daerah sangat penting, baik melalui sosialisasi, penguatan lembaga keagamaan, maupun pendampingan terhadap keluarga yang berpotensi terdampak.
“Ini tidak bisa diselesaikan satu pihak. Judi online menghancurkan ekonomi rumah tangga dan memicu konflik. Harus ada gerakan bersama untuk menekan angka ini,” tegasnya.
Selain itu, ia berharap persoalan ini dapat memperoleh perhatian khusus untuk menjaga ketahanan keluarga sekaligus mencegah gangguan terhadap stabilitas sosial di Magetan.
Suratno menegaskan bahwa perceraian di Magetan harus dipandang sebagai persoalan mendesak yang membutuhkan kesadaran kolektif demi terciptanya lingkungan keluarga yang lebih kuat dan harmonis.
Berita Terkait
-
Banjir Lahar Hujan Semeru Kepung Permukiman, Ratusan Warga Terisolasi
-
Ratu Belanda Kunjungi Indonesia, OJK: Mau Bahas Fraud Sampai Judi Online
-
Lumajang Tetapkan Status Darurat Bencana Usai Erupsi Gunung Semeru
-
Susunan Pebalap Moto2 musim 2026: Ada Rider dari Magetan Mario Aji
-
Tebing Longsor Menimpa Rumah dan Kendaraan di Ponorogo
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Murah untuk Aktivitas Harian Pemula, Biaya Operasional Rendah
- 51 Kode Redeem FF Terbaru 8 Desember 2025, Klaim Skin Langka Winterlands dan Snowboard
- Shio Paling Hoki pada 8-14 Desember 2025, Berkah Melimpah di Pekan Kedua!
- 7 Rekomendasi Bedak Padat Anti Dempul, Makeup Auto Flawless dan Anti Cakey
- Sambut HUT BRI, Nikmati Diskon Gadget Baru dan Groceries Hingga Rp1,3 Juta
Pilihan
-
Harga Minyak Melonjak: AS Sita Kapal Tanker di Lepas Pantai Venezuela
-
Sepanjang Semester I 2025, Perusahaan BUMN Lakukan Pemborosan Berjamaah Senilai Rp63,75 Triliun
-
Rekomendasi 7 Laptop Desain Grafis Biar Nugas Lancar Jaya, Anak DKV Wajib Tahu!
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Sentuh Rp70 Ribu
-
Shell hingga Vivo sudah Ajukan Kuota Impor 2026 ke ESDM: Berapa Angkanya?
Terkini
-
Kronologi 2 Petani Gresik Disambar Petir hingga Tewas Seketika, Seorang Kritis Usai Terpental
-
Pasar Murah ke-286 di Sawotratap, Gubernur Khofifah: Stabilkan Harga Jelang Nataru
-
Pengasuh Ponpes Sumenep Divonis Kebiri dan 20 Tahun Penjara, Cabuli Banyak Santriwati Bertahun-tahun
-
Kronologi Penemuan Mayat Polisi di Rel Kereta Api Lamongan, Penyebab Kematian Masih Misteri
-
Dugaan Pencabulan Ponpes Bangkalan, Polda Jatim Kebut Penyelidikan hingga Pendampingan Korban