Riki Chandra
Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:04 WIB
ilustrasi mayat dibunuh. [Dok. Pixabay]
Baca 10 detik
  •  Oknum polisi diduga bunuh mahasiswi UMM asal Probolinggo.

  • Keluarga korban menduga kuat motif harta di balik pembunuhan.

  • Penyidik dalami bukti CCTV dan hasil autopsi korban.

SuaraJatim.id - Kasus oknum polisi bunuh mahasiswi UMM menggemparkan Jawa Timur setelah penyidik Polda Jatim mengamankan seorang anggota Polres Probolinggo berinisial AS.

Oknum polisi tersebut diduga kuat terlibat dalam pembunuhan Faradila Amalia Najwa (21), mahasiswi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) asal Kecamatan Tiris, Kabupaten Probolinggo, yang tak lain merupakan adik iparnya sendiri.

Dalam pengusutan kasus oknum polisi bunuh mahasiswi UMM ini, AS kini menjalani pemeriksaan intensif di Mapolda Jawa Timur.

Penyidik mendalami motif di balik peristiwa tragis yang merenggut nyawa perempuan muda yang masih aktif menempuh pendidikan tinggi tersebut.

Pihak keluarga korban angkat bicara terkait kasus oknum polisi bunuh mahasiswi UMM yang menyita perhatian publik. Keluarga secara tegas membantah isu liar yang menyebutkan korban meninggal dalam kondisi hamil.

Penegasan tersebut disampaikan untuk meluruskan informasi yang beredar di masyarakat tanpa adanya bukti medis resmi, baik dari pihak kepolisian maupun rumah sakit.

Keluarga justru menduga adanya motif material di balik pembunuhan tersebut. AS disinyalir memiliki ambisi menguasai aset milik orang tua korban, Haji Ramlan, seorang pengusaha besar sekaligus tokoh terpandang di Kecamatan Tiris, Kabupaten Probolinggo.

Dugaan ini mencuat seiring dengan riwayat konflik internal keluarga yang telah berlangsung cukup lama.

Agus Subianto (48), kerabat korban, mengungkapkan bahwa perangai buruk AS sudah terlihat sejak empat tahun lalu, setelah menikah dengan kakak kandung korban.

Menurutnya, meskipun telah difasilitasi berbagai harta oleh mertuanya, sikap pelaku tetap memicu masalah. “Baru empat tahun jadi menantu, tapi sudah diberi toko dan mobil. Perangainya buruk, bahkan saudara sulung korban sampai meninggalkan rumah karena konflik dengan AS,” ungkap Agus, dikutip dari BeritaJatim.com, Sabtu (20/12/2025).

Ketegangan antara korban dan pelaku disebut-sebut terus meruncing di lingkungan keluarga besar Haji Ramlan. Faradila diketahui sebagai putri bungsu dari pengusaha yang memiliki sejumlah unit usaha strategis, yang diduga menjadi incaran pelaku.

Haji Ramlan mengakui adanya keretakan hubungan antara menantunya dengan keluarga besar. Ia mengaku tak pernah membayangkan konflik tersebut berujung pada kematian anaknya.

“Kalau tidak akur, sudah lama. Tapi tidak pernah terbayang sampai membunuh,” ujarnya.

Dalam penyelidikan oknum polisi bunuh mahasiswi UMM, penyidik juga mendalami bukti digital, termasuk rekaman CCTV di sekitar lokasi penemuan jasad korban di Desa Wonorejo, Pasuruan. Sebuah mobil Triton double cabin terekam melintas dan diduga digunakan pelaku untuk membuang jasad korban.

Autopsi yang dilakukan di Rumah Sakit Bhayangkara menjadi kunci pengungkapan kasus ini. Hasilnya akan dicocokkan dengan keterangan saksi serta bukti lain yang telah dikantongi penyidik. Keluarga berharap Polda Jawa Timur menangani kasus oknum polisi bunuh mahasiswi UMM secara profesional.

Load More