Fabiola Febrinastri | RR Ukirsari Manggalani
Sabtu, 20 Desember 2025 | 19:49 WIB
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meresmikan OPOP Training Center (OTC) di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya (Dok: Pemprov Jatim)

SuaraJatim.id - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meresmikan OPOP Training Center (OTC) di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Rabu (17/12/2025). Peresmian ini menjadi tonggak penting penguatan ekosistem pengembangan ekonomi pesantren berbasis inovasi dan teknologi di Jawa Timur.

Turut mendampingi peresmian Ketua Dekranasda Jawa Timur Arumi Bachsin Emil Dardak, Rektor ITS Bambang Pramujati, serta Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Timur Endy Alim Abdi Nusa.

Gubernur Khofifah menyampaikan rasa bangga atas progres program Eko-Tren One Pesantren One Product (OPOP) yang diinisiasinya sejak periode pertama kepemimpinannya. Kehadiran OTC ITS dinilainya sebagai bukti keberhasilan sinergi lintas sektor dalam membawa program OPOP naik kelas.

"Alhamdulillah, OPOP ini sudah direplikasi di beberapa provinsi. Pastinya kita harus improve dengan beberapa sinergi yang sudah kita bangun. Dan sekarang ini mendapat penguatan dari sangat banyak sektor melalui ITS," ujarnya.

OPOP Training Center akan berperan mendampingi pesantren dan pelaku usaha OPOP secara komprehensif, mulai dari desain produk, pemanfaatan Artificial Intelligence (AI), sertifikasi halal, hingga peningkatan kualitas manajemen usaha (Dok: Pemprov Jatim)

Menurutnya, OPOP Training Center akan berperan mendampingi pesantren dan pelaku usaha OPOP secara komprehensif, mulai dari desain produk, pemanfaatan Artificial Intelligence (AI), sertifikasi halal, hingga peningkatan kualitas manajemen usaha.

"OPOP Training Center ini akan membersamai mulai dari desain produk, penggunaan AI, sertifikasi halal, dan seterusnya. Oleh karena itu, kami menyampaikan terima kasih atas sinergi semua elemen strategis untuk pengembangan One Pesantren One Product ini," imbuhnya.

Khofifah menegaskan, penguatan tersebut sangat penting agar produk pesantren mampu bersaing di pasar yang lebih luas. Menurutnya, kualitas kemasan, desain, dan strategi pemasaran menjadi kunci agar produk pesantren tidak kalah dengan produk komersial lainnya.

"Maka sangat banyak pelaku-pelaku usaha dari ultra mikro, kecil, dan menengah yang pasti bermimpi untuk bisa mendapatkan produk dengan kualitas packaging yang indah. Dan tentu _look nice_ itu menjadi penting supaya marketnya bisa menjangkau lebih luas dan lebih luas," ungkapnya.

Selain itu, pemanfaatan teknologi dan AI melalui OTC ITS diharapkan mampu meningkatkan efisiensi produksi, inovasi produk, hingga perluasan akses pasar bagi pelaku usaha pesantren.

Baca Juga: Gubernur Khofifah Terima Penghargaan Katalis Talenta AI SMA/SMK dari ITS Surabaya

"Pertemuan kali ini tidak sekedar meresmikan OPOP Training Center, tetapi bahwa ada nilai tambah yang luar biasa jika kita bisa maksimalkan sinergitas ini. Jadi pelaku usaha di OPOP atau pengurus OPOP saya rasa akan memiliki kesempatan yang luar biasa untuk bisa memaksimalkan seluruh produk dan menjangkau pasar dan lebih luas lagi," terangnya.

OTC ITS sendiri terletak di sebelah Inkubator dan Layanan Bisnis Inovasi milik ITS. Rektor ITS Bambang Pramujati mengatakan, pemilihan lokasi ini adalah untuk memudahkan koordinasi yang ekosistemnya masih menjadi satu kesatuan.

"Karena kami di ILBI setiap tahun menggandeng berbagai perusahaan dan mitra Untuk mendampingi untuk mengembangkan startup. Jadi ekosistemnya sudah terbentuk. Harapannya tentu agar OPOP ini bukan sekadar program pemberdayaan, tapi juga inovasi. Karena kita tahu pesantren merupakan bagian penting elemen bangsa dalam perjalanan pembangunan di Indonesia," tuturnya.

Lebih jauh, Rektor Bambang mengatakan bahwa OPOP sejalan dengan tagline ITS "Advancing Humanity". Sehingga, kampus akan senantiasa terus berkontribusi pada pemberdayaan masyarakat.

"Dengan ITC ITS ini, kami bisa aktif berkolaborasi dan membantu. Cita-cita kita agar pesantren bisa lebih mandiri lewat teknologi dan produk-produknya bisa diterima oleh pasar," katanya.

"Jadi kami tentunya berharap bahwa produk pesantren ini tidak lagi hanya dibeli karena kasihan atau karena kewajiban sesama umat. Tetapi kami berharap bahwa itu memang dibeli karena kualitasnya memang unggul, kemasannya menarik, dan manajemennya profesional," pungkas Rektor Bambang.

Load More