SuaraJatim.id - Sambil menggendong anaknya, Asmaul Husna berjalan menyusuri banjir untuk menunaikan Salat Tarawih pada malam pertama Ramadan 1440 Hijriah.
Meski banjir setinggi pinggang orang dewasa menggenangi permukimannya, namun tak menyurutkan langkah ibu berusia 29 tahun itu untuk memantapkan langkahnya menuju Masjid Jami Daarus Solihin di Desa Tambak Beras Kecamatan Cerme Kabupaten Gresik, Jawa Timur pada Minggu (5/5/2019) malam saat banjir masih mengepung tempat ibadah tersebut.
Perjuangan Husna seperti tak memiliki risiko, walaupun sebenarnya banjir tersebut sudah merenggut tiga korban jiwa akibat derasnya arus banjir akibat meluapnya Kali Lamong yang melintas tak jauh dari permukimannya.
Dalam kondisi seadanya, warga tetap antusias menuju masjid melaksanakan salat. Walau tak ada pengeras suara dan penerangan lampu seperti pada umumnya masjid lainnya. Toh, absennya dua hal tersebut malah menambah khusuk warga menjalankan sholat tarawih di lantai dua masjid.
Baca Juga:Dua Korban Hilang Banjir Lamongan Ditemukan Meninggal di Area Tambak Warga
Saat perjalanan pulang usai Salat Tarawih, Husna mengaku dirinya beserta warga lainnya tetap khusuk beribadah di malam pertama Ramadan, meski banjir masih menggenagi desanya. Namun, ia masih menyimpan harapan agar curah hujan tidak tinggi dan banjir segera surut, sehingga bisa menghadapi bulan puasa tahun ini dengan lancar.
"Tidak apa-apa, semua warga khusuk menjalankan Salat Tarawih tadi meski banjir. Semoga saja banjir cepat surut agar kita bisa lancar menjalankan ibadah puasa tahun ini," kata Husna.
Senada dengan Husna, di tempat yang sama, Kasiyadi (48) dan Rosian (46) dua warga RT 03 RW 02 Desa Tambak Beras bersyukur masih bisa melaksanakan Salat Tarawih di masjid, meski harus berjalan kaki sejauh tiga ratus meter.
Ia juga menilai antusias warga masih besar dalam menjalankan Salat Tarawih pertama ini, meski harus tarawih di lantai dua sebab lantai satu terendam banjir.
"Alhamdulillah saya dan warga Tambak Beras masih antusias melaksanakan sholat, ibu-ibu juga antusias meski banjir sepinggang orang dewasa melanda desa kami," ujarnya usai sholat.
Baca Juga:Banjir di Gresik Belum Surut, Warga Kesulitan Salat Tarawih
Rosian menceritakan tahun 2004 dan 2014 pernah banjir tapi hanya terendam tidak separah tahun ini. Dirinya juga berharap dengan kondisi seperti ini pemerintah memberikan bantuan untuk meninggikan lantai masjid agar ketika banjir air tidak masuk.
"Saya berharap kondisi seperti ini pemerintah akan memberi bantuan dengan meninggikan lantai masjid, memperbaiki," ujar Rosian.
Kontributor : Tofan Kumara