Kades di Banyuwangi: Tak Ada Perusakan Kitab Suci di Pasraman Purwa Dharma

Dari pengecekan bersama, dia memastikan ruangan Pasraman tidak diacak-acak dan kitab suci tidak dirusak.

Agung Sandy Lesmana
Selasa, 04 Februari 2020 | 23:45 WIB
Kades di Banyuwangi: Tak Ada Perusakan Kitab Suci di Pasraman Purwa Dharma
Buku-buku pelajaran yang rusak di Pasraman Purwa Dharma 6, Kabupaten Banyuwangi. [Istimewa]

SuaraJatim.id - Kepala Desa Sambimulyo, Kecamatan Bangorejo, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Andik Santoso mengklarifikasi informasi perusakan pasraman atau tempat belajar agama bagi anak umat Hindu di wilayahnya.

Dia menyangkal soal adanya pengacak-acakan pusat pendidikan Pasraman Purwa Dharma 6 itu, maupun perusakan kitab suci yang informasinya juga beredar di media sosial.

Dia menjelaskan setelah mengetahui dugaan perusakan, pihaknya meninjau lokasi bersama Camat dan aparat keamanan, tokoh agama, serta berkomunikasi dengan pengelola Pasraman.

Dari pengecekan bersama, dia menyampaikan ruangan Pasraman tidak nampak diacak-acak dan kitab suci tidak dirusak.

Baca Juga:Jaksa Agung: RUU KPK Sesuai Kebutuhan Manusia, Beda dengan Kitab Suci

"Kami bersama tokoh-tokoh langsung di tempat ini, di Pasraman, kami melihat kitab sucinya ternyata tidak dirusak. Tempatnya juga tidak diobrak-abrik, artinya tidak ada pengobrak-abrikan," kata Andik melalui panggilan telepon, Selasa (4/2/2020).

Selain itu, Andik juga berharap bila ada keresahan di kalangan masyarakat bisa melaporkannya ke aparat pemerintah dari jajaran RT sampai pejabat kantor desa. Masyarakat bisa berkomunikasi dengan aparat pemerintahan terdekat, atau Babinsa dan Babinkamtibmas.

Kepala Pasraman Gatot Witoyo merevisi pernyataannya yang sebelumnya mengatakan ada 5 kitab suci Agama Hindu yang dirusak orang tak dikenal yang diduga masuk ke Pasraman, Rabu (29/1/2020).

Terkini, Gatot mengatakan kitab-kitab itu kemungkinan rusak karena anak-anak yang mempelajarinya kurang berhati-hati dalam membawa dan membukanya, hingga lembar-lembarnya terlepas.

"Kitab rusak karena sering dipakai anak-anak, kan namanya anak-anak kadang jatuh, dijatuh-jatuhkan gitu ya, mungkin ada yang protol (lepas) kan, mutu bukunya kurang bagus," kata Gatot.

Baca Juga:NU Hapus Kata Kafir, Fahri: Kafir Istilah Kitab Suci, Gak Bisa Diamandemen

Namun perusakan buku tulis yang biasa digunakan siswa Pasraman belajar agama betul terjadi. Dikatakannya buku dirusak orang tidak dikenal dengan menggunakan cutter. Demikian juga pencoretan meja dan papan tulis yang menurutnya bergambar tak senonoh.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini