Lewat Jembatan, Warga Jember Ini tak Sadar Hampir Diterjang Banjir Bandang

banjir bandang tidak pernah sebesar itu sebelumnya

Silfa Humairah Utami
Minggu, 02 Februari 2020 | 23:34 WIB
Lewat Jembatan, Warga Jember Ini tak Sadar Hampir Diterjang Banjir Bandang
Jalan ke RT 01 dan 02 Dusun Gendir, Desa Klungkung, Kecamatan Sukorambi, Kabupaten Jember, yang rusak dihantam banjir bandang. (Suara.com/Ahmad Suudi)

SuaraJatim.id - Lewat Jembatan, Warga Jember Ini tak Sadar Hampir Diterjang Banjir Bandang

Tak menyangka sedikitpun, Ida (26), banjir bandang menerjang jembatan beton yang belum semenit lalu dilewatinya. Dia santai saja membonceng 20 buah durian hingga di ujung lapangan olahraga kampungnya, tetangganya berteriak air datang.

Merasa beruntung, Ida, selamat dari ancaman banjir bandang. Begitu juga 62 keluarga di RT 01 dan RT 02, Dusun Gendir, Desa Klungkung, Kecamatan Sukorambi, Kabupaten Jember, Jawa Timur, yang selamat semua dalam kejadian itu.

Warga di RT 01 mengungsi ke rumah-rumah tetangganya RT 02 yang lebih jauh dari sungai meskipun datarannya lebih rendah. Beruntung kayu dan material banjir bandang lain hanya meringsak daerah aliran sungai (DAS) Kalijompo dan dilaporkan tidak merusak rumah.

Baca Juga:Anak Buah Anies Lempar Tanggung Jawab Banjir Underpass Kemayoran

"Bukan cuma merasa (bersyukur), kalau pas lewat saya dihantam nggak ngerti lagi," kata Ida di warungnya dekat SD Negeri 2 Klungkung, Minggu (2/2/2020).

Dia mengaku biasa melayani pesanan durian yang harganya di pasaran belasan sampai puluhan ribu. Kebetulan dia mendapatkan pesanan, hingga diambilnya dari pengepul dengan motor bebeknya melalui jalan utama desa yang melintasi Sungai Kalijompo.

Dia tidak mewaspadai banjir karena tak ada hujan saat perjalanan pergi maupun kembali ke rumah. Bahkan saat perjalanan kembali, dilihatnya air sungai itu masih jernih seperti biasa.

"Saya dari jembatan langsung ke lapangan dengar orang teriak-teriak. Pas banjir datang, datangnya langsung besar, tidak pernah sebesar itu," kata Ida lagi.

Ketua RT 01 Dusun Gendir, Yin Farid mengatakan awal masuk musim hujan Januari lalu sungai menghitam selama seminggu. Namun saat itu tidak ada kayu yang ikut hanyut, tak seperti kali ini yang membawa berbagai material yang diduga bekas kebakaran hutan.

Baca Juga:Underpass Kemayoran Banjir Lagi, Butuh 3 Hari untuk Surut

Dijelaskannya kini jalan utama warga keluar kampung, yang juga dilalui Ida kulakukan durian, telah rusak dihantam banjir. Dia berharap jalan itu segera diperbaiki dan diberikan alternatif akses bagi masyarakat keluar masuk kampung.

"Iya soalnya memang jalan utama ke Jember, ke kampung sebelah, angkut hasil produksi kopi dan karet, anak ke sekolah," kata Yin.

Bupati Jember, Faida, mengatakan akibat banjir bandang itu 450 orang mengungsi dan 70 meter jalan tanah akses warga rusak. Pihaknya menyiapkan bronjong untuk perbaikan jalan sepanjang 130 meter dan menyiapkan jalan alternatif di lahan perkebunan.

Pengerjaan dilakukan secara gotong royong oleh warga bersama TNI-Polri, yang diperkirakan akan selesai dalam 5 hari. Pihaknya juga menjamin selama masa perbaikan, transportasi pelajar ke sekolahnya akan tersedia hingga mereka tak perlu libur.

"Dan besok hari Senin kita pastikan anak-anak tetap bisa sekolah. Meskipun aksesnya darurat kita tetap bantu untuk keberangkatan dan kepulangan anak-anak sekolah," kata Faida.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan Argopuro dan Raung merupakan dua dari 7 gunung di Jawa Timur yang terbakar musim kemarau 2019. Keduanya menurunkan banjir bandang ke perkampungan, setelah menerima guyuran hujan dengan intensitas tinggi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini