Pegiat di Banyuwangi Ubah Stirofoam, Popok dan Handuk Bekas Jadi Bermanfaat

Pendiri Komplit Choirul Anwar mengatakan, pihaknya menerima donasi sekitar 20 kresek popok bekas setiap hari.

Chandra Iswinarno
Senin, 10 Februari 2020 | 04:00 WIB
Pegiat di Banyuwangi Ubah Stirofoam, Popok dan Handuk Bekas Jadi Bermanfaat
Hasil daur ulang stiriofoam hingga popok bayi. [Suara.com/Ahmad Mas'udi]
Hasil daur ulang stiriofoam hingga popok bayi. [Suara.com/Ahmad Mas'udi]
Hasil daur ulang stiriofoam hingga popok bayi. [Suara.com/Ahmad Mas'udi]

"Stirofoam itu kan dibuang, tersedia banyak, terus nggak laku. Bahannya dikasih teman, sampai sekarang belum pernah beli," katanya.

Dia mengatakan beberapa kawan membahas daur ulang sampah di Facebook yang membuatnya ingin mencoba. Sepuluh bulan lalu, dibantu tutorial YouTube, dirinya memunguti lagi styrofoam yang telah dibuang dan mengolahnya.

Styrofoam diblender atau diparut, lalu dicampur semen dengan perbandingan 1:1 dan dicetak untuk dikeringkan dalam semalam. Sementara kain kaus dan handuk dicampur adonan semen dan dibentuk pot yang akan kaku setelah kering.

"Mereka lebih suka memberikan stirofoam ke saya daripada membuat sendiri. Siapa yang mau kotor-kotor dan enggak telaten ya," katanya.

Baca Juga:Pabrik Daur Ulang Sampah Popok Bakal Dibangun di Jawa Timur

Laporan Bank Dunia dalam Hotspot Sampah Laut Indonesia pada Tahun 2018, membagi sampah laut Indonesia dalam tujuh kelompok. Sampah popok masuk dalam kelompok sampah plastik yang mencakup beragam materi polimer sintetis.

Laporan itu juga menyebutkan lima negara di Asia Timur menyumbang lebih dari 50 persen sampah plastik di lautan. Penyumbang terbesar meningkatnya krisis pencemaran plastik di lautan itu berurutan dari yang terbanyak, China, Indonesia, Vietnam, Filipina, dan Thailand.

Indonesia berada di posisi kedua, diperkirakan menurunkan 0,48 hingga 1,29 juta ton metrik sampah plastik per tahun. Studi Bank Dunia What a Waste pada Tahun 2012, mengansumsikan banyak sampah plastik di Indonesia sebanyak 12 persen dari jumlah seluruh sampah negeri ini.

Hasil pengambilan sampel sampah di aliran air kota-kota besar di Indonesia menunjukkan 21 persen berupa popok, 16 persen kresek, 5 persen kemasan plastik, 1 persen botol plastik, 4 persen gelas dan logam, 9 persen plastik lain serta 44 persen organik.

"Temuan lain yang menarik adalah timbulan popok sekali pakai yang signifikan dalam sampel sampah yang diambil," tertulis dalam laporan tersebut.

Baca Juga:Tinjauan Umum Daur Ulang Logam, Pentingnya, dan Proses Daur Ulang

Masih dari Hotspot Sampah Laut Indonesia, tercatat ada lima pusaran bentang sampah mengambang di lautan dunia. Lima dataran mengambang seberat 150 juta ton itu diperkirakan meningkat menjadi 250 juta ton bila tren urbanisasi, produksi dan konsumsi yang ada tidak diubah.

Kontributor : Ahmad Su'udi

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini

Tampilkan lebih banyak