Pegiat di Banyuwangi Ubah Stirofoam, Popok dan Handuk Bekas Jadi Bermanfaat

Pendiri Komplit Choirul Anwar mengatakan, pihaknya menerima donasi sekitar 20 kresek popok bekas setiap hari.

Chandra Iswinarno
Senin, 10 Februari 2020 | 04:00 WIB
Pegiat di Banyuwangi Ubah Stirofoam, Popok dan Handuk Bekas Jadi Bermanfaat
Hasil daur ulang stiriofoam hingga popok bayi. [Suara.com/Ahmad Mas'udi]

Lima bulan dalam berpraktik, diakuinya, masih menemukan kendala tempat pengolahan yang terlalu sempit dan pengeringan kain, apalagi saat musim hujan. Bila tanpa kendala, komunitas itu sebetulnya mampu mengolah hingga 200 popok per hari.

Produk yang dihasilkan dijual tanpa bandrol harga, yang biasa dibayar pembeli Rp 100 ribu dibarengi niat berdonasi. Sebagian hasilnya juga didonasikan, baru-baru ini kepada seorang penderita kanker getah bening di Banyuwangi.

"Kebanyakan orang beli sambil donasi, biar saya jalan, karena mereka tahu saya dari dana swadaya sendiri," katanya.

Demikian juga yang dilakukan Warga Lingkungan Krajan, Kelurahan/Kecamatan Kalipuro Eni Kustanti. Dia mengolah kain kaos dan handuk, serta stirofoam bekas menjadi pot-pot bunga berbagai ukuran dan warna.

Baca Juga:Pabrik Daur Ulang Sampah Popok Bakal Dibangun di Jawa Timur

Dengan label 'Green Jasmine', Eni menjual pot-pot itu dengan nominal Rp 10 ribu hingga 20 ribu. Dari kain biasanya dibentuk menjadi pot dengan permukaan kasar, sedangkan dari stirofoam pemukaannya bisa halus seperti keramik.

Hasil daur ulang stiriofoam hingga popok bayi. [Suara.com/Ahmad Mas'udi]
Hasil daur ulang stiriofoam hingga popok bayi. [Suara.com/Ahmad Mas'udi]

"Stirofoam itu kan dibuang, tersedia banyak, terus nggak laku. Bahannya dikasih teman, sampai sekarang belum pernah beli," katanya.

Dia mengatakan beberapa kawan membahas daur ulang sampah di Facebook yang membuatnya ingin mencoba. Sepuluh bulan lalu, dibantu tutorial YouTube, dirinya memunguti lagi styrofoam yang telah dibuang dan mengolahnya.

Styrofoam diblender atau diparut, lalu dicampur semen dengan perbandingan 1:1 dan dicetak untuk dikeringkan dalam semalam. Sementara kain kaus dan handuk dicampur adonan semen dan dibentuk pot yang akan kaku setelah kering.

"Mereka lebih suka memberikan stirofoam ke saya daripada membuat sendiri. Siapa yang mau kotor-kotor dan enggak telaten ya," katanya.

Baca Juga:Tinjauan Umum Daur Ulang Logam, Pentingnya, dan Proses Daur Ulang

Laporan Bank Dunia dalam Hotspot Sampah Laut Indonesia pada Tahun 2018, membagi sampah laut Indonesia dalam tujuh kelompok. Sampah popok masuk dalam kelompok sampah plastik yang mencakup beragam materi polimer sintetis.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini