SuaraJatim.id - Gunung Semeru Jawa Timur ditetapkan level II atau waspada. Penetapan tersebut menyusul teramatinya aktivitas vulkanis berupa munculnya guguran awan panas.
Pernyataan tersebut disampaikan Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Agus Wibowo dalam keterangan tertulisnya pada Selasa (3/3/2020).
Agus mengemukakan, Gunung Semeru mengeluarkan guguran awan panas hingga sejauh tiga kilometer sebagaimana yang dilaporkan oleh Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang Bagyo Setiyono melalui pesan digital pada pukul 17.33 WIB.
Saat ini gunung tertinggi di Pulau Jawa tersebut masuk dalam level II (Waspada). Ia melanjutkan, bahwa guguran awan panas teramati dengan amplitudo maksimal 23 milimeter dengan lama gempa hingga 540 detik. Luncuran awan panas tersebut mengarah ke Besuk Kembar dan Besuk Bang sejauh 1750 meter dari pusat guguran (kl. 750 m dari kawah).
Baca Juga:Gunung Semeru Meletus, Radius 4 Km Terlarang Didekati
"Kendati demikian, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) dan BPBD tetap mengimbau kepada masyarakat agar tidak melakukan aktivitas pada radius satu kilometer dan wilayah sekitar empat kilometer di sektor lereng selatan-tenggara yang menjadi jalur luncuran awan panas dari kawah utama," tulisnya.
Terpisah, Sekretaris BPBD Kabupaten Malang Bagyo Setiyono menjelaskan fenomena alam tersebut sudah sering terjadi dan kondisi saat ini masih aman dan terkendali. Meskipun demikian, masyarakat juga diharapkan agar selalu waspada terhadap potensi luncuran awan panas di Kawah Janggring Saloko agar kemudian fenomena alam tersebut tidak menjadi bencana.
"Masih aman terkendali, masyarakat tak usah resah," ujarnya dihubungi Suara.com pada Selasa (3/3/2020) malam.
Ia menambahkan, berdasarkan laporan dan koordinasi dengan Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Sawur, pada 29 Februari 2020, sejauh tiga kilometer di seismograf Gunung Semeru masih merekam gempa tremor harmonik menerus.
Secara visual teramati adanya guguran lava pijar sejauh 750 meter dari pusat guguran (lidah lava). Kemudian, pada malam hari teramati api diam. Hal ini mengindikasikan ada suplai magma ke permukaan.
Baca Juga:Gunung Semeru Erupsi, Semburkan Abu Vulkanik 400 Meter
"Dengan intensnya guguran lava pijar, maka APG (Awan Panas Guguran) bisa terjadi. Diharapkan agar selalu meningkatkan kewaspadaan yang tinggi terhadap kemungkinan terjadinya bencana. Agar selalu berkoordinasi dengan PVMBG," ujarnya.
"Diimbau kepada para penambang yang bekerja di DAS (Daerah Aliran Sungai) Besuk Sat, Besuk Kobokan, Besuk Kembar, Besuk Bang. Karena bahaya itu bisa sewaktu-waktu terjadi."
Kontributor : Aziz Ramadani