Surabaya Larang Car Free Day Karena Wabah Virus Corona

Dari hasil koordinasi tersebut, tim yang menangani Virus Corona merekomendasikan agar menghindari kegiatan yang penumpukan massa. Salah satunya adalah CFD di Kota Pahlawan.

Pebriansyah Ariefana
Jum'at, 13 Maret 2020 | 15:27 WIB
Surabaya Larang Car Free Day Karena Wabah Virus Corona
Virus Corona Covid-19. (Shutterstock)

SuaraJatim.id - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melarang Car Free Day (CFD) dibeberapa titik kota. Hal ini dilakukan di tengah wabah virus corona.

Asisten Perekonomian dan Pembangunan Pemkot Surabaya, Ikhsan mengatakan keputusan peniadaan CFD diambil setelah melalui rapat koordinasi yang diselenggarakan pada Jumat (13/3/2020) pagi.

Rapat tersebut dihadiri dari berbagai unsur, yakni Tim Penyakit Infeksi Emerging dan Re-Emerging RSUD Dr. Soetomo, dinas-dinas terkait, Polrestabes Surabaya, Polres Tanjung Perak, TNI, dan para camat.

"Ini merupakan bagian dari kita dalam menjaga kesehatan masyarakat," kata Ikhsan saat jumpa pers di Kantor Humas Pemkot Surabaya, Jum'at (13/3/2020) sore.

Baca Juga:Mendagri Australia Positif Terinfeksi Corona

Dari hasil koordinasi tersebut, tim yang menangani Virus Corona merekomendasikan agar menghindari kegiatan yang penumpukan massa. Salah satunya adalah CFD di Kota Pahlawan.

"Karena COVID sendiri bisa menular dari berkumpulnya massa. Kan kita tidak tau adanya penyebaran dari virus tersebut," imbuhnya.

Sementara, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Surabaya, Eko Agus Supiyadi, menambahkan penghentian CFD ini memang hanya sementara. Untuk batas waktunya, Agus belum bisa memastikan sampai kapan.

"Penghentian CFD ini untuk sementara. Untuk sampai kapannya masih belum, nanti kami bicarakan lagi dengan tim," ujar Agus.

Selain itu, Ketua Tim Penanganan CONVID 19, dr Soedarsono menjelaskan bahwa penularan dari virus ini ada dua cara, yakni langsung dan tak langsung.

Baca Juga:Sebut 2 Pasien Corona Meninggal, Jokowi: Virus Ini Tak Kenal Batas Negara

"Yang pertama melalui cairan yang keluar dari batuk dan bersin, dan cairan tersebut memercik ke orang lain, sehingga menular. Untuk yang kedua dari sentuhan tangan bekas batuk atau bersin, yang akhirnya menempel di orang lain karena bersentuhan tersebut," ungkapnya.

Kontributor : Dimas Angga Perkasa

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini