Tak Kenal WFH, Rakyat Kecil: Saya Tak Takut Corona, Tapi Takut Anak Lapar

"Saya tidak takut corona, tapi takut anak saya lapar karena tidak makan. Makanya, saya tetap berjualan. Warga di sini kerja seperti biasa, tak terpengaruh itu," ungkapnya.

Reza Gunadha
Rabu, 01 April 2020 | 15:17 WIB
Tak Kenal WFH, Rakyat Kecil: Saya Tak Takut Corona, Tapi Takut Anak Lapar
Ibu Iwan, warga Dusun Baban Tengah, Desa Mulyorejo, Kecamatan Silo, Kabupaten Jember Jawa Timur, saat menggoreng ote-ote, Rabu (01/04/2020). [Suaraindonesia]

SuaraJatim.id - Ketika ada sebagian orang bekerja secara nyaman dari rumah, ada banyak rakyat kecil yang justru harus berjibaku di luar saat wabah virus corona, agar keluarga mereka tak kelaparan.

Setidaknya, hal itulah yang terjadi pada warga Dusun Baban Tengah, Desa Mulyorejo, Kecamatan Silo, Kabupaten Jember Jawa Timur.

Mereka mengaku tidak takut pada virus corona Covid-19, tetapi lebih takut anak meraka mengalami lapar.

Seperti yang disampaikan oleh salah seorang ibu rumah tangga bernama Bu Iwan, saat dikonfirmasi Suaraindonesia.co.id—jaringan Suara.com, Rabu (01/04/2020).

Baca Juga:WFH PNS Depok Diperpanjang Sampai 21 April, Tapi Masih Ada yang ke Kantor

"Saya tidak takut corona, tapi takut anak saya lapar karena tidak makan. Makanya, saya tetap berjualan. Warga di sini kerja seperti biasa, tak terpengaruh itu," ungkapnya.

Perempuan penjual rujak ini juga mengaku, sampai hari ini khusus di desanya isu virus Covid-19 sama sekali tidak mempengaruhi aktivitas warga.

"Masyarakat yang rata-rata bekerja di kebun kopi sebenarnya mendengar dari berita. Tetapi bagaimana lagi, kalau kami tidak kerja siapa yang mau kasih kami makan," keluhnya.

Kendati demikian, dirinya masih yakin, khusus masyarakat Desa Mulyorejo banyak yang sehat dan memiliki imun yang kuat.

"Sebab mereka biasa berjemur di terik matahari berjam-jam. Warga di sini juga rutin minum jamu alami dan madu asli pegunungan, yang penting berdo'a dan waspada semoga selamat semua," sebut ibu tiga orang anak itu.

Baca Juga:Pakai Gaun Pengantin saat WFH, Ibu Ini Sukses Ciptakan Tren Baru

Dirinya hanya meminta, khusus di Dusun Baban Tengah, Desa Mulyorejo jangan sampai ada penutupan warung.

"Kalau jualan kami sampai ditutup, mau makan apa saya. Kalau pemerintah siap nanggung makan kami 5 orang, silahkan ditutup," tegasnya.

Sementara salah seorang tokoh pemuda sekitar, bernama Samsul meminta masyarakat Silo untuk tetap waspada.

"Karena virus corona ini, bukan virus biasa. Jangan sampai, kita mengentengkan. Yang penting waspada, karena korbannya juga sudah banyak," ujarnya.

Pria lulusan strata satu di salah satu perguruan tinggi di Surabaya ini meminta, agar petugas kesehatan pro aktif ke masyarakat Mulyorejo.

"Diberikan edukasi dan pantau terus kesehatan masyarakat. Terutama, perantau yang baru datang ke kampung kami," lugas Samsul.

Hingga kekinian, untuk Kabupaten Jember sendiri, sudah masuk dalam daftar zona merah bersamaan dengan Kabupaten Lumajang dan Situbondo.

Hingga Rabu (01/04/2020) jumlah positif 2 orang, pasien Dalam Pemantauan (PDP) 13 orang, sementara yang masuk Orang Dalam Pementauan (ODP) ada 222 orang.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini