Masya Allah, Warga Pekalongan Bagi-bagi Ratusan Tempe karena Dilarang Mudik

Mudik sudah menjadi tradisi yang harus dijalaninya.

Pebriansyah Ariefana
Kamis, 23 April 2020 | 16:35 WIB
Masya Allah, Warga Pekalongan Bagi-bagi Ratusan Tempe karena Dilarang Mudik
Warga Pekalongan Bagi-bagi Ratusan Tempe. (Suara.com/Ali)

SuaraJatim.id - Larangan pemerintah agar masyarakat tidak pulang kampung atau mudik saat pandemik virus corona (Covid-19), memaksa pengerajin tempe di Surabaya membatalkan niatnya untuk bertemu keluarga di kampung.

Pasalnya, mudik sudah menjadi tradisi yang harus dijalaninya. Biasanya, setahun sekali pengerajin tempe Pekalongan Jawa Tengah di Surabaya yang bermukim di Wonocolo Gang 6, Surabaya, selalu mudik bersama warga Pekalongan lainnya.

"Ya terpaksa tradisi tahun ini tidak bisa kita jalani karena corona. Kita mengikuti imbauan pemerintah saja, meski sejatinya berat. Karena kalau pulang pun juga khawatir dikarantina," ujar Ahmad Sefry, perwakilan pengerajin tempe di Surabaya pada Suara.com, Kamis (23/4/2020).

Menyikapi kondisi di Surabaya yang akan segera menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), lanjut Ahmad, dirinya berusaha membantu meringankan kebutuhan masyarakat dengan membagi-bagikan tempe secara gratis.

Baca Juga:Selama Ramadan, Pemain Persita Dapat Keringanan Latihan

Ada 400 bungkus tempe yang sudah dipaket bersama satu buah masker yang dibagikan ke pengguna jalan di perempatan traffic light Jalan Margorejo, Surabaya. Dengan sedikit bantuan yang diberikan, Ahmad berharap bisa bermanfaat terutama untuk sahur.

"Tidak banyak yang bisa kita bagi. Tapi kami berharap bisa membantu meringankan kebutuhan warga," harapnya.

Ahmad menceritakan, membagi-bagikan tempe hasil tangannya telah menjadi kebiasaan dirinya bersama warga pekalongan lainnya sebelum pulang kampung.

"Meski tidak bisa pulang kampung, kita tetap berbagi. Karena pemerintah menganjurkan mengenakan masker, kita sekalian bagi-bagi masker," katanya.

Sejak virus corona menyerang Indonesia, Ahmad mengakui pendapatan dari menjual tempe menurun. Sedangkan bahan dasar tempe seperti kedelai naik.

Baca Juga:Imam Besar Masjid Istiqlal Ajak Umat Muslim Salat Tarawih di Rumah

"Meski pendapatan kami menurun karena corona, kami tetap berusaha berbagi meski tidak banyak. Semoga bermanfaat," lanjutnya.

Ahmad pun berharap, pandemik ini segera berakhir dan kondisi ekonomi bisa kembali semula agar bisnisnya normal. Selain itu, dia juha berharap bisa kembali berkumpul dengan keluarga seperti sebelumnya.

"Kami berharap corona segera hilang agar jualan bisa normal dan kita bisa kembali kumpul dengaj keluarga," pungkasnya.

Kontributor : Achmad Ali

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini