Tak Ada Pekerjaan Lagi dan Takut Corona, Warga Bawean Pilih Pulang Kampung

Dengan pulang kampung, mereka berharap tidak kelaparan meski tidak bekerja di tengah pandemi virus corona.

Dwi Bowo Raharjo
Sabtu, 25 April 2020 | 11:07 WIB
Tak Ada Pekerjaan Lagi dan Takut Corona, Warga Bawean Pilih Pulang Kampung
Para penumpang Kapal Bawean-Gresik memaksa pulang kampung karena pandemi. (Suara.com/Amin Alamsyah)

SuaraJatim.id - Ratusan warga Kepulauan Bawean memadati Pelabuahan Gresik pada Jum'at (24/4/2020) malam. Mereka memaksa pulang kampung karena sudah tidak memiliki pekerjaan lagi di perantauan.

Dengan pulang kampung, mereka berharap tidak kelaparan meski tidak bekerja di tengah pandemi virus corona. Pantauan di lapangan, ada 115 penumpang yang memaksa pulang malam hari.

Selama melakukan antrean tiket di pelabuhan, tidak ada penerapan physical distancing. Semua orang berkerumun tanpa ada jarak. Namun rata-rata mereka tetap menggunakan masker sebagai alat pelindung diri. Sampai berita ini ditulis, masih ada ratusan penumpang yang melakukan antrean tiket.

Menurut informasi para calon penumpang ini mengantre tiket sejak pukul 17.00 sore. Pihak pelabuhan semula tidak mengizinkan warga Bawean untuk pulang. Pemicunya pemerintah pusat melalui Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melarang semua warga Indonesia untuk mudik ke kampung halaman.

Baca Juga:Batalkan Tiket Mudik, Warga: Kalau Sayang Keluarga Lebih Baik Jangan Pulang

Namun karena desakan banyak penumpang, akhirnya pihak pelabuhan melunak. Para penumpang diperbolehkan pulang ke kampung halaman asalkan membawa surat sehat dari Puskesmas atau rumah sakit.

Nah, salah satu warga perantauan itu adalah Riri (28) dari Kecamatan Tambak, Kepulauan Bawean, Gresik. Ia mengaku sudah 2 bulan ini tidak mendapatkan pekerjaan. Di tempat kerjaanya di Kalimantan ia terkena dampak pengurangan karyawan akibat pandemi corona.

Alasan memaksa pulang, karena bekal sudah tidak ada. Gaji terakhir yang disimpan Riri juga tidak cukup untuk biaya hidup selanjutnya. Beruntung ia masih menyimpan sedikit uang. Itupun hanya bisa dibuat perjalanan pulang dari Kalimantan ke Bawean. Jika tidak pulang kampung, ia tidak yakin bisa bertahan hidup di daerah perantauan.

Riri menuturkan, keputusannya pulang ke kampungan halaman merupakan keputusan yang berat. Paslanya di Bawean sendiri lapangan pekerjaan yang bisa digarap tidak banyak. Ia tidak tahu rencana kedepan setelah pandemi mereda, apakah kembali merantau ke luar pulau atatau menetap selamanya di kampung halaman.

"Kalau di kampung setidaknya ada lahan yang bisa digarap. Meski tidak bekerja pasti bisa makan," kata Riri mantan pekerja proyek bangunan saat diwawancarai Suara.com di pelabuhan penumpang Gresik.

Baca Juga:Sebelum Dilarang Jokowi, 2.580 Warga Mudik Lewat Terminal Baranangsiang

Hal senada juga disampaikan oleh David (20), warga Kecamatan Sangkapura. Ia lebih memilih keluar dari pekerjaanya ketimbang bertahan di perantauan di tengah virus corona yang semakin ganas ini. Bahkan pekerjaan di perusahaan ekpidis saat ini yang ditinggalkan lumayan menguntungkan. Satu bulan ia bisa digaji Rp 4 juta hingga lebih.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini