Tanpa Gejala, Kepala Dinkes Kabupaten Mojokerto Positif Covid-19

Tidak ada tanda-tanda atau gejala sakit yang dialami layaknya pasien Covid-19 lainnya.

Dwi Bowo Raharjo
Sabtu, 25 April 2020 | 10:53 WIB
Tanpa Gejala, Kepala Dinkes Kabupaten Mojokerto Positif Covid-19
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Mojokerto, dr Sujatmiko saat dikonfirmas awak media beberapa waktu lalu. (Beritajatim/ist)

SuaraJatim.id - Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Mojokerto, dr Sujatmiko dinyatakan positif terinfeksi virus corona Covid-19. Sujatmiko mengatakan bahwa hasil swab terhadap dirinya positif terinfeksi virus asal Wuhan, China tersebut.

“Betul, saya OTG. Saya tanpa gejala apapun, coba-coba ikut rapid test (hasilnya) positif. Terus ikut swab sekalian lho kok positif juga,” ujar Sujatmiko seperti diberitakan Beritajatim.com - jaringan Suara.com, Jumat (24/4/2020).

Ia mengaku masuk sebagai satu dari dua Orang Tanpa Gejala (OTG) yang tercatat dalam data Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Mojokerto. Artinya, tidak ada tanda-tanda atau gejala sakit yang dialami layaknya pasien Covid-19 lainnya, seperti demam, batuk-pilek (bapil), hingga sesak nafas.

Namun hasil pemeriksaan klinis melalui rapid test dan swab menunjukkan keberadaan virus mematikan di dalam tubuhnya.

Baca Juga:Kantor Shah Rukh Khan Jadi Fasilitas Karantina Corona, Intip 5 Potretnya!

Dokter Jat (panggilan akrab, red) mengaku, menjalani tes swab pada 14 April 2020. Namun, hasil uji sampel lendir yang diambil dari dalam hidung maupun tenggorokan tersebut, baru keluar hari ini (Jumat 24 April 2020, red) dan hasil swab tersebut dinyatakan positif terinfeksi virus corona.

“Sekarang (saya) kurung diri di rumah dan tidak ada gejala sakit. Karena swab test sudah 10 hari lalu dan hasilnya baru hari ini. Saya langsung minta di-swab ulang, mudah-mudahan (hasilnya) negatif. Ya karantina/isolasi sejak 14 April dan tanpa gejala apapun. Insya Allah (hasil negatif),” tegasnya.

Menurutnya, kondisinya tersebut sudah menjadi risiko atau konsekuensinya. Meski tidak pernah keluar kota, namun kontak dengan banyak orang yang tingkat kerentanannya tinggi tidak bisa dihindari lagi. Khususnya para tenaga medis yang turut terdaftar dalam klaster asrama Haji Sukolilo Surabaya.

Setidaknya ada 17 orang petugas baik dari Kantor Kementian Agama (Kemenag) maupun tenaga kesehatan Kabupaten Mojokerto yang turut serta dalam pelatihan calon pembimbing haji di Surabaya pada pada 9-18 Maret lalu. Termasuk tenaga medis di RSUD Prof dr Soekandar yang sudah lebih dulu terkonfirmasi positif pada, Rabu (22/4/2020).

Sebanyak 17 orang tersebut, kini terus dipantau kondisi kesehatannya, termasuk wajib menjalani swab untuk pemutakhiran data persebaran. Menurutnya, ia tidak pergi kemana-mana dan menjalani Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Ia meminta kepada masyarakat agar tetap tenang dan tidak usah terlalu khawatir.

Baca Juga:Indonesia Dapat Bantuan 140 Ribu APD dari Yayasan Ishihara Taiwan

“Saya sih tidak pernah kemana-mana. Memang disiplin menjaga kebersihan itu sangat penting sekali. Di kantor kan banyak TKHI yang ikut klaster asrama haji Sukolilo. Tapi sekarang sudah diwajibkan swab semuanya. Masyarakat tidak perlu khawatir, dengan menjaga kebersihan dan disiplin menjaga kesehatan masing-masing,” tegasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini