SuaraJatim.id - Sebanyak 14 orang dari klaster buruh linting pabrik Rokok Simustika di Tulungagung dikabarkan reaktif rapid test. Jumlah tersebut bertambah, setelah dua buruh asal Kediri yang melakukan rapid test juga dikabarkan reaktif.
Kepastian tersebut disampaikan Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar melalui keterangan yang disampaikan pada Rabu (6/5/2020).
"Hari ini kami menemukan dua orang lagi reaktif dari rapid test, yakni satu dari Kelurahan Tinalan dan satu lagi Kelurahan Bandar Lor. Ini semua klaster Tulungagung (buruh linting Pabrik Rokok Simustika di Tulungagung), jadi total ada 14 orang," katanya seperti dilansir Antara.
Ia mengatakan, saat ini dua buruh pabrik rokok itu dirawat di Rumah Sakit Muhammadiyah Ahmad Dahlan Kota Kediri dan satu lainnya dirawat di RSUD Gambiran Kota Kediri.
Baca Juga:Dipulangkan Ponpes, Lima Santri Asal Indramayu Terdampar di Kediri
Pihaknya juga mengingatkan warga untuk selalu berhati-hati saat keluar rumah dengan selalu mengenakan masker, sebagai upaya mencegah penyebaran virus corona.
"Oleh karena itu saya ingatkan seluruh warga Kota Kediri untuk hati-hati jika keluar rumah, disiplin menggunakan masker supaya paling tidak bisa mengurangi penularan. Dan yang bisa di rumah, di rumah saja," ujar Mas Abu, sapaan akrabnya.
Sementara itu, seorang warga diketahui menjadi orang tanpa gejala (OTG). Warga Kelurahan Rejomulyo, Kecamatan Kota Kediri, itu melakukan isolasi mandiri setelah hasil rapid test miliknya reaktif.
Kepala Puskesmas Ngronggo, Puskesmas Kota Wilayah Selatan drg Raya Mulyasari mengatakan, warga sekitar resah dengan kondisi tersebut, kendati masih belum ada hasil swab.
"Warga resah karena positif meski baru dari rapid test. Maka bersama-sama dengan warga berinisiatif untuk menutup satu gang di depan rumahnya," kata drg Raya Mulyasari.
Baca Juga:Ada yang Positif Corona, Ini Pengakuan Santri Temboro Lolos Mudik ke Kediri
Seorang perangkat Kelurahan Rejomulyo Joko mengatakan terdapat enam rumah yang terdiri dari tujuh KK di dalam gang tersebut. Rumahnya saling berhimpitan dan masih berkerabat sehingga kemungkinan untuk tertular sangat besar.
- 1
- 2