Orang Lain Sibuk Minta Bantuan, Janda di Jombang Tolak Diberi Jatah BLT

Janda bernama Nur Kumala itu mengembalikan jatah BLT yang diterimanya, hal itu sampai membuat penasaran Bupati Jombang

Bangun Santoso
Senin, 18 Mei 2020 | 15:14 WIB
Orang Lain Sibuk Minta Bantuan, Janda di Jombang Tolak Diberi Jatah BLT
Bupati Jombang Hj Mundjidah Wahab saat mengunjungi kediaman Ibu Nur Kumala yang membuat surat pernyataan menolak bansos dengan alasan masih mampu. (Foto: via Suarajatimpost)

SuaraJatim.id - Viral di media sosial, seorang ibu berstatus janda yakni Nur Kumala (52) asal Desa Kademangan, Kecamatan Mojoagung, Kabupaten Jombang, Jawa Timur karena menolak Bantuan Langsung Tunai (BLT) Dana Desa (DD) dengan alasan dirinya masih mampu.

Sikap Nur memantik orang nomor satu di Jombang menemuinya.

"Ini sesuai harapan saya yang kemarin waktu saya rapatkan, ini bantuan dari Kemensos sudah turun kemudian kondisi yang sudah mampu dengan keikhlasan diserahkan pada warga yang membutuhkan," ujar Bupati Jombang Hj Mundjidah Wahab, sebagaimana dilansir Suarajatimpost (jaringan Suara.com), Minggu (17/5/2020).

Menurut dia, dirinya sangat mengapresiasi apa yang dilakukan oleh ibu Nur Kumala, dengan kondisi begitu (janda) rela tidak mengambil bantuan BLT dan memilih dialihkan pada masyarakat yang jauh lebih berhak. Karena alasan itulah Bupati Mundjidah sengaja berkunjung ke rumahnya.

Baca Juga:Fadli Zon: Batalkan Kartu Prakerja, Rp 5,6 Triliun Alihkan ke BLT Rakyat

"Ternyata di sini (Desa Kademangan) yang pertama Ibu Nur Kumala mendapatkan bantuan BLT DD, nah pak RT tidak salah mendata karena statusnya janda, setelah ibu Nur menerima (BLT) ternyata dengan keikhlasannya dan kesadaran hatinya, karena merasa mampu, maka bantuannya dikembalikan ke desa agar diberikan pada orang yang lebih berhak menerima bantuan," papar Hj Mundjidah.

Selain di Desa Kademangan ada juga dari Desa Bakalan, Kecamatan Sumobito, berprofesi sebagai guru madrasah swasta juga membuat pernyataan tertanggal 16 Mei 2020 bahwa dirinya menyatakan menolak bantuan sosial karena masih muda dan malu menerima karena masih banyak yang lebih layak mendapatkan bantuan daripada dirinya.

Hal tersebut diakui Sekretaris Desa Bakalan Sutarji, jika ada warganya yang menolak bantuan sosial dengan alasan agar dilimpahkan pada warga yang menerima.

"Iya ada namanya Muchammad Fauzan seorang guru swasta, membuat surat pernyataan menolak mendapatkan bantuan dan sudah kita koordinasikan dengan pihak kecamatan bagaimana mana langkah selanjutnya, karena kemarin juga istri perangkat masuk data. Tapi tidak diambil dan sudah kita koordinasikan juga," katanya.

Baca Juga:Catat! Ini Janji Mensos: Sebelum Lebaran, Warga Terima BLT 2 Kali

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini