Penjualan Hewan Kurban di Blitar Merosot, Pedagang Tak Mau Repot Bermasker

Ini akibat pandemi COVID-19.

Pebriansyah Ariefana
Selasa, 14 Juli 2020 | 14:18 WIB
Penjualan Hewan Kurban di Blitar Merosot, Pedagang Tak Mau Repot Bermasker
Hewan kurban di Blitar (Suara.com/Farian)

SuaraJatim.id - Jelang Idul Adha dua pekan lagi, penjualan hewan kurban melorot. Bila biasanya penjual sapi dan kambing mulai meraup cuan, kini gigit jari karena jumlah permintaan sangat rendah.

Tak berhenti disitu, rendahnya permintaan hewan kurban juga diiringi dengan turunnya harga jual. Ini akibat pandemi COVID-19.

"Biasanya kalau sekarang (dua pekan sebelum Idul Adha) sudah terjual sepuluh (ekor sapi). Sekarang cuma dua thok. Harganya juga gitu mas. Satu sapi biasanya 25 (juta rupiah) sekarang 23 (juta rupiah)," ujar salah satu penjual sapi di Pasar Hewan Dimoro Kota Blitar, Daoirini, Selasa (14/7/2020).

Daoirini mengaku kondisi ini semakin parah semenjak Pasar Dimoro ditutup beberapa waktu lalu. Harapan untuk mengembalikan keuntungan menjelang Idul Adha juga masih tenggelam.

Baca Juga:Dampak Corona, Penjualan Hewan Kurban di Klaten Tak Seramai Tahun Lalu

Setiap tahun, Daroini mengaku bisa menjual antara 15 sampai 20 ekor sapi saat Idul Adha. Harga jual juga terus meningkat seiring mendekat ke hari H.

"Ya bisanya cuma tetap berharap biar coronanya ilang. Gitu aja," ungkapnya.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Risdianto. Penjual kambing itu juga mengaku permintaan kambing sangat rendah. Harga kambing yang dijual mulai dari Rp 2,5 juta sampai lebih dari Rp 5 juta rupiah tergantung kualitasnya.

Ia mengaku selama dua puluh tahun menjadi reseller kambing, baru tahun ini permintaan sangat kacau.

"Kalau biasanya saya jual itu sampai seratus ekor. Tapi sekarang dua puluh belum ada. Tahun itu turunnya itu sangat jauh," ungkapnya.

Baca Juga:Ada Pandemi Covid-19, Harga Sapi di Pasar Hewan Pengasih Tetap Stabil

Pantauan di Pasar Dimoro, para penjual sapi dan kambing sangat ramai. Namun tak terlihat ada pembeli yang melakukan negosiasi. Selain itu banyak para pedagang abai soal protokol kesehatan di tengah pandemi.

Terlihat beberapa pedagang berjualan tanpa mengenakan masker. Ketika ditanya mereka tak ada yang merespon.

"Halah mas-mas, nggak mau repot," kata Penjual hewan kurban yang langsung beranjak pergi.

Siang itu, Pemkot Blitar juga melakukan pemantauan kesehatan hewan kurban. Selain memeriksa hewan, petugas juga menyeprot cairan desinfektan serta memberikan himbauan kepada warga pasar agar mengenakan masker.

"Karena memang masih banyak penjual hewan kurban yang tidak pakai masker. Makanya kami bersama Kemenag dan Dinas Kesehatan juga menghimbau masyarakat. Kami juga memantau kesehatan hewan yang dijual," beber Kabid
Peternakan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Blitar, Dewi Masitoh.

Dalam pantauan di pasar hewan, petugas menemukan banyak sapi dan kambing yang menderita penyakit Myasis dan Hipersalivasi. Meski bukan penyakit yang membahayakan bagi manusia bila dagingnya dikonsumsi, namun Dinas Pertanian tetap memberikan pengobatan.

"Jadi penyakit ini bukan penyakit zoonosis atau yang membahayakan bagi manusia. Akan lebih baik sebelum disembelih disembuhkan dulu penyakitnya," pungkas Dewi.

Kontributor : Farian

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini