Jika nantinya ada uji coba ketika Bromo dibuka, maka wisatawan yang akan masuk harus di batasi sesuai standar protokol sebanyak 50 persen dari jumlah kuota normal. Sementara untuk kewajiban rapid test menurutnya tak perlu dilakukan.
"Rapid test untuk wisatawan yang mau masuk rapid tes itu kayaknya berat, malahan mahal rapid tesnya daripada tiket masuk ke wisata," katanya.
Bagus mengatakan pihaknya masih bersama-sama mematangkan persiapam sebelum TNBTS diyakini bisa di buka untuk dikunjungi wisatawan.
"Kalau Bromo menyesuaikan di lautan pasir, puncak, gardu pandang, penanjakan. Kemarin sudah dimodifikasi untuk physical distancing. Karena peemrintah gak mau kecolongan, makanya persiapan dilakukan secara hati hati dan baik," tutupnya.
Baca Juga:Langka! Embun Upas Muncul di Gunung Bromo, Suhu Udara 3 Derajat Celcius
Kontributor : Arry Saputra