"Standar ya kita buat, meski sbetulnya sudah ada. Cuma, kita buatkan dan kita sosialisasikan ke warga, supaya mereka posisinya sadar dan penting untuk membuat sirkulasi udara, kemudian penyiapan namanya APAR, dan apa yang harus dilakukan jika terjadi kebakaran," ujarnya.
Saat ditanya soal pintu harmonika, Rooben menegaskan pintu tersebut aman dari pencuri, tapi tidak di saat kebakaran.
"Contoh ini, penggunaan rolling door (harmonika) seperti ini, kalau sisi keamanan memang aman tapi kan kalau dari sisi kebakaran berbahaya. Karena posisinya adalah dia sudah terkena panas otomatis besi ini kan mengembang. Artinya kalau mau di buka kadang tidak bisa, juga pada saat sudah kena panas dipegangpun jadinya panas, ini ke depan yang akan kita buatkan gimana caranya desainnya mereka bisa aman, tapi kalau ada kejadian emergency sperti kebakaran juga bisa selamat," ujarnya.
Selain itu, dari korban sendiri, mayoritas tewas juga bukan karena hangus terbakar. Melainkan karena keracunan gas.
Baca Juga:Sekeluarga Tewas di Kebakaran Maut Kranggan Surabaya, Ada Teriakan Bocah
"Rata-rata meninggalnya bukan karena terbakarnya, tapi karena keracunan asap yang tidak bisa keluar, kayak kemarin ditemukan di dalam kamar tidur," katanya.
Sebelumnya diberitakan, satu keluarga tewas mengenaskan di dalam toko elektronik di Jalan Kranggan Surabaya yang mengalami kebakaran, Minggu (30/8/2020).
Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya AKBP Sudamiran menceritakan jika ada satu korban yang sempat menyelamatkan diri, namun gagal.
Menurutnya, kelima korban ditemukan tewas terpanggang di berbeda lokasi di dalam toko tersebut. Namun ada yang ditemukan di kamar tidur, kamar mandi dan di bawah gardu listrik.
"Ada di kamar, ada di dekat gardu listrik. Betul (ada yang berupaya menyelamatkan diri)," ujar Sudamiran.
Baca Juga:Detik-detik Kebakaran Maut Kranggan Surabaya, Ada Suara Ledakan
Setelah api berhasil dipadamkan, pihaknya bersama denga petugas kebakaran serta inafis melakukan olah TKP. Kemudian menemukan lima jenazah di lokasi kejadian.