"Kalau batik gedog lebih rumit, sebab kainnya harus ditenun secara tradisional. Untuk menyelesaikan satu buah kain gedog perajin perlu waktu sebulan. Berbeda dengan batik yang dikenakan Pak Jokowi seminggu sudah jadi, karena tinggal pewarnaannya saja," ujarnya.
Sementara untuk pewarnaan batik ala Jokowi itu, Eni lebih mengutamakan bahan alami seperti daun nila dan indigo. Karena menghasilkan warna yang lebih indah. Sehingga tidak sedikit pula batik koleksinya tersebut terjual hingga ke mancanegara.
"Peminatnya ada yang dari Jepang juga. Kalau mereka lebih suka batik gedog. Karena lebih handmade. Semua pengerjaannya dilakukan dengan tangan. Berbeda dengan batik-batik sekarang yang sudah mulai dikerjakan dengan mesin," terangnya.
Eni bersyukur, sebab sampai sekarang toko batik dan tenun gedog miliknya jauh lebih berkembang.
Baca Juga:Hari Terakhir, Ini Deretan Batik hingga Gaun Menawan yang Tutup JFW 2019
"Alhamdulillah. Sudah ada sekitar 10 tahun kami dibina oleh Pertamina. Sebelumnya (dibina) usaha ini (batik dan tenun) tidak seperti ini yang banyak pekerjanya, penjualannya dan penambahan produksi," katanya.
Kontributor : Andri Yanto