Saat ini, Perwali tersebut sudah dirapatkan oleh jajaran Kepala Dinas di Pemkot Surabaya.
"Sekarang masih digodok, aku enggak tau, saya serahkan semuanya kepada teman-teman. Kita enggak selalu ngomong denda, tapi harus ada kesadaran kolektif," paparnya.
Selain itu, Risma mengaku sanggup mengeluarkan, alat rapid test, untuk kembali melakukan shock therapy pada warga Surabaya yang membandel.
"Kita punya alat rapid test, seberapa pun kita punya, tapi kita sudah lelah. Ini saya saja kerja dari jam 5 pagi sampai sekarang (00.15). Kalau saya tidak nungguin juga kekuatannya seperti itu," ujarnya.
Baca Juga:Sekda DKI dan Walkot Jakbar Positif Covid-19, Anies: Tapi Tanpa Gejala
Menurut Risma, Remaja yang Tertular Virus Corona Bisa Rusak Paru-parunya
Mengetahui banyak para remaja yang tertular oleh Virus Corona, dan mencapai 70 persen, ia mengingatkan lagi, bahwa remaja ini masih punya waktu yang panjang dalam hidupnya. Sayang jika paru-parunya mengalami gangguan, setelah tertular Virus Corona.
"Boleh kita uforia, kita tidak melarang, tapi harus tau gimana menjaga diri. Banyak anak muda, meski sudah sembuh, tapi saya dengar paru-parunya ada masalah. Ini yang saya khawatir, kalau anak-anak muda kan usianya masih panjang," terangnya.
Apabila para remaja ini sudah tertular oleh virus Corona, maka kondisi paru-parunya sudah tak normal, dan menyebabkan mereka tidak bisa memasuki dunia profesional, disebabkan rusaknya Paru-paru mereka.
"Kalau mereka terganggu kondisi paru-parunya ada masalah, apa lagi anak-anak, pasti nantinya ada dunia yang tidak saya masuki, karena bermasalah paru-parunya, itu saya dengar," jelasnya.
Baca Juga:Sebelum ke Wisma Atlet, Pasien Covid Tanpa Gejala Bisa Daftar di Puskesmas
Kontributor : Dimas Angga Perkasa