Kata IDI Soal Kasus Covid-19 Indonesia Peringkat Pertama di ASEAN

IDI angkat bicara terkait tingginya jumlah kasus Covid-19 di Indonesia, setelah melampaui Filipina menjadi negara dengan kasus Covid-19 terbanyak di ASEAN.

M. Reza Sulaiman | Dini Afrianti Efendi
Jum'at, 16 Oktober 2020 | 20:25 WIB
Kata IDI Soal Kasus Covid-19 Indonesia Peringkat Pertama di ASEAN
Petugas memakamkan jenazah Covid-19 di TPU Pondok Ranggon, Jakarta, Selasa (8/9/2020). [ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja]

SuaraJatim.id - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) angkat bicara terkait tingginya jumlah kasus Covid-19 di Indonesia, setelah melampaui Filipina menjadi negara dengan kasus Covid-19 terbanyak di ASEAN.

Situs Worldometers, Jumat (16/10/2020) pukul 16.00 WIB menginformasikan Indonesia membukukan sebanyak 353.461 kasus, lebih banyak 1.711 kasus dibanding Filipina yang melaporkan 351.75 kasus.

Melihat ini, Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof. Dr. Zubairi Djoerban, Sp.PD-KHOM berpendapat banyaknya jumlah kasus bukanlah gambaran buruknya kondisi pandemi Covid-19 di Indonesia.

Menurut dokter spesialis penyakit dalam di RS Kramat 128, Jakarta Pusat itu, kondisi pandemi Covid-19 memburuk jika pertambahan kasus dalam seminggu terakhir meningkat.

Baca Juga:Maruf Amin: Vaksin Covid-19 Belum Halal Boleh Digunakan, Tapi...

"Jadi jumlah kasus tidak mengambarkan buruknya kondisi, namun yang memburuknya kondisi kalau persentase yang positif terakhir seminggu terakhir meningkat," ujar Prof. Zubairi saat dihubungi Suara.com, Jumat (16/10/2020).

Ia menjelaskan, cara membaca kasus penyakit saat pandemi meningkat atau menurun, bukan dengan melihat jumlah kasus baru, tapi melihat presentase kasus baru dalam seminggu terakhir.

Presentase kasus adalah jumlah kasus baru dibagi jumlah total keseluruhan kasus Covid-19 dikalikan 100 persen.

Bebeberapa waktu lalu kasus Indonesia seminggu terakhir sempat turun, tapi kembali melonjak hingga 20 persen. Setelah itu kasus kembali menurun, hingga saat ini.

Prof. Zubairi masih mengingat, waktu itu rata-rata kasus baru dalam sepekan di DKI Jakarta sudah di bawah 12 persen, dan secara nasional di Indonesia rata-rata sudah 14 persen, lalu jadi melonjak di atas 20 persen.

Baca Juga:Sudah Diizinkan Buka, Bioskop di Balikpapan Belum Berani Beroperasi

"Rata-ratanya kasus baru sudah pernah mencapai 20 persen. Sekarang tepatnya rata-rata Indonesia 12 persen, DKI Jakarta 10,9 persen," terangnya.

Meskipun angka penurunan ini masih jauh dari target menekan kasus Covid-19 baru hingga 5 persen.

Lalu, mengapa jumlah kasus baru yang ditemukan semakin meningkat?

Prof. Zubairi mengatakan  kondisi tersebut tidak lepas dari tes Covid-19 yang dilakukan semakin banyak, dibanding sebelumnya. Rata-rata tes PCR untuk Covid-19 yang dilakukan pemerintah berkisar 30.000 hingga 40.000 tes per hari.

"Saya harapkan sih kalau bisa 50.000 tes per hari akan segera ketemu banyak banget. Akan segera ketemu 500 ribu total kasus tetapi karena ketemu lalu dikarantina, maka penularan berhenti," terangnya.

Maka solusi terbaik mengendalikan pandemi, selain penerapan protokol kesehatan, pemerintah lebih massif lagi melakukan tes Covid-19.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini

Tampilkan lebih banyak