Dekati Alumni, Langkah Unair Agar Lulusan Baru Tak Digaji di Bawah UMR

Nantinya PPKK di Unair akan dijadikan Direktorat Peran Pusat Pembinaan Karir dan Kewirausahaan (PPKK).

Dwi Bowo Raharjo | Ummi Hadyah Saleh
Sabtu, 07 November 2020 | 14:12 WIB
Dekati Alumni, Langkah Unair Agar Lulusan Baru Tak Digaji di Bawah UMR
Rektor Unair Prof Mohammad Nasih. [Suara.com/Arry Saputra]

SuaraJatim.id - Rektor Universitas Airlangga (Unair), Mohammad Nasih, akan mendekati sejumlah alumninya. Hal ini bertujuan agar tidak ada lagi lulusan Unair yang gajinya di bawah Upah Minimum Regional (UMR).

Hal ini dikatakan Nasih dalam Bincang Program Merdeka Belajar Episode 6 "Transformasi Dana Pemerintah untuk Perguruan Tinggi" secara virtual, Jumat (6/11/2020) keamrin.

"Tentu kita berharap akan terus berkoordinasi dengan para alumni. Enggak boleh ada yang gajinya di bawah UMR," ujar Nasih.

Nasih menuturkan, agar keinginannya tercapai pihaknya bakal memperkuat Peran Pusat Pembinaan Karir dan Kewirausahaan (PPKK) yang telah dimiliki Unair.

Baca Juga:UMP Sumsel 2021 Tak Naik, Pengusaha: Keputusan Sulit Bagi Kepentingan Luas

Nantinya PPKK di Unair akan dijadikan Direktorat Peran Pusat Pembinaan Karir dan Kewirausahaan (PPKK) untuk mengembangkan karir dari para alumni sesuai dengan fokus program Merdeka Belajar Episode 6.

"Dulu kita punya PPKK, pembinaan karir dan kewirausaahan ini akan kita jadikan juga direktorat yang akan kembangkan karir lulusan," kata dia.

Tak hanya itu, Nasih menuturkan pihaknya tengah melakukan pembenahan struktural dalam merespon kebijakan baru Transformasi Pendanaan Perguruan Tinggi dalam Program Merdeka Belajar Episode 6.

"Kami prinsipnya gotong royong. Bagi kami komponen bersama ini penting sehingga untuk mencapai IKU (Indikator Kinerja Utama) yang dulu hanya pusat sekarang menjadi sebuah direktorat. Karena sudah jadi Direktorat, Direktorat pengembangan inovasi pendidikan yang akan banyak konsentrasi pada pengembangan kurikulum dan pembelajaran yang fleksibel dan relevan, dan ini akan menggerakan semua fakultas," tutur dia.

Unair kata Nasih, juga mendorong LSP atau lembaga sertifikasi profesi. Menurutnya LSP bisa menjadi ujung tombak kompetensi yang dimiliki mahasiwa.

Baca Juga:Gegara Video Narasi TV, Guru Besar Universitas Airlangga Banjir Cibiran

"LSP yang nanti akan jadi ujung tombak berbagai macam aktifitas mahasiswa antar kampus dan nanti akan di monitor di situ.
Artinya kawan-kawan yang magang di luar itu nantinya penelian akan dilakukan LSP," kata Nasih.

Kemudian dari sisi organisasi, Unair juga akan segera meresmikan Sains And Technopreneur.

Sains And Technopreneur dibangun untuk mengumpulkan semua potensi baik dosen dan mahasiswa untuk saling menambah kapasistas.

"Maka bersama mitra lebih teroganisir dan inovasi bisa kita dorong kepada mitra sehingga mungkin konsep yang baik ini pada 2021 belum terlihat hasilnya. Mungkin baru berbunga buahnya insyalllah bisa kita nikmati pada 2022 2023 dan seterusnya," kata dia.

Selain itu Unair juga telah menyiapkan sejumlah program strategis dalam program Merdeka Belajar Episode 6.

"Sari sisi kultur, kami sudah menyiapkan 5 program strategis, yang kita turunkan dari program utama yang kita sebut sebagai Smart Education yang dimana relevansi, fleksiblitas dan kualitas jadi fokus utama," kata Nasih.

Unair juga mendorong riset dan pengabdian masyarakat serta Kampus Hijau.

"Kemudian riset-riset dan atau pengabdian yang bermakna jadi hal yang terus kita dorong. Begitu juga dengan percepatan inovasi dan green kampus juga kita dorong," katanya

Merdeka Belajar

Sebelumnya Kemendikbud meluncurkan Merdeka Belajar Episode Keenam yaitu “Transformasi Dana Pemerintah untuk Pendidikan Tinggi” yang diresmikan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo secara virtual (3/11).

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim mengatakan Merdeka Belajar Episode Keenam lahir dengan fokus pada pembangunnan SDM unggul di jenjang pendidikan tinggi.

Baik Perguruan Tinggi Negeri (PTN), maupun Perguruan Tinggi Swasta. Oleh sebab itu, pendidikan tinggi di Indonesia perlu bergerak lebih cepat agar dapat bisa bersaing di tingkat dunia.

Saat ini, kata Nadiem, pengembangan perguruan tinggi bukan hanya kuantitas, tetapi juga harus fokus pada kualitas.

"Di sisi peningkatan mutu, kita harus menciptakan lulusan yang lebih baik lagi. Di sisi pendanaan per mahasiswa pun, Indonesia masih relatif lebih rendah dibandingkan negara-negara lain. Maka, Kemendikbud meningkatkan anggaran dalam konteks kinerja, untuk mencapai mutu yang kita inginkan. Dana pemerintah untuk pendidikan tinggi berada pada angka Rp 2,9 triliun di 2020 dan akan ditingkatkan sebanyak 70 persen pada 2021 menjadi Rp 4,95 triliun," tutur Nadiem dalam keterangannya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini