SuaraJatim.id - Lebih dari 2 Ton Alat Peraga Kampanye (APK) dua pasangan calon di Pilkada Kota Surabaya sudah ditertibkan oleh Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) setempat. Itu belum semuanya.
Bawaslu Kota Surabaya mengeluhkan penertiban APK yang terlampau banyak ini. Mereka kewalahan menertibkannya. Apalagi APK ini tersebar di seluruh kota dengan ukuran beragam, ada yang berukuran jumbo seperti Bilboard.
"Terkait penertiban APK dan bahan kampanye se-Surabaya. Memang kita menemukan banyak kendala, karena jumlahnya sangat cukup banyak, dan keterbatasan jumlah personil dari Satpol PP dan Linmas Kota Surabaya, memang Bilboard-bilboard yang besar ini cukup memakan waktu," ujar Ketua Bawaslu Surabaya, M. Agil Akbar, Selasa (8/12/2020).
Selain jumlah yang terlampau banyak, bahkam bisa dibilang melebihi jumlah APK pada masa Pemilihan Legislatif 2019, masalah lain adalah faktor cuaca di Surabaya.
Baca Juga:KPU Kota Blitar Bakar Surat Suara Rusak, TPS Mobile Juga Disiapkan
"Kondisi cuaca tidak bersahabat beberapa hari ini, mulai tanggal 5 malam sampai 6 dini hari. Kita melakukan penertiban, mungkin untuk saat ini sekitar 8.000 APK kita tertibkan," katanya.
Sementara itu, Bawaslu Kota Surabaya akan merangkul beberapa pihak untuk menurunkan APK besar.
"Memang ada beberapa titik Bilboard yang besar-besar, kita sudah maksimalkan personil untuk melakukan penertiban, karena memang harian, Bawaslu merekomendasikan pada pihak yang terkait untuk dapat menurunkan peraga kampanye," terang Agil.
Setelah penertiban, Bawaslu berencana menyurati para paslon dan juga partai-partai pengusung terkait dengan APK yang sudah ditertibkan.
"Nantinya akan menggunakan metode yang sama dengan 2019, kita akan kirimkan surat pada paslon dan partai pengusung, untuk dapat mengambil APK setelah nanti ada penetapan," ujar Agil.
Baca Juga:Ayu Ting Ting Pastikan Nyoblos di Pilkada Depok, Besok
Selain itu, jika nantinya paslon dan partai politik pengusung sudah melimpahkan APK tersebut, maka Bawaslu Surabaya berencana merangkul salah satu kampus guna mendaur ulang APK yang sudah tidak terpakai.
"Apa bila diizinkan, kita akan buat handicraft-handycraft. Jadi dulu kita pernah kerja sama dengan Kampus Unipa, kita kesulitan mengelola sisa peraga kampanye ini, oleh Unipa dibuat kerajinan tangan, dan itu sudah kita laksanakan pada tahun lalu. Mungkin tahun ini kita melakukan dengan hal yang sama," ungkapnya.
Kontributor : Dimas Angga Perkasa