Namun, komposer seperti Beethoven dan Mozart mengatakan, penonton akan memberikan reaksi tepuk tangan terhadap suatu pertunjukan yang dinilainya sulit dan mengesankan.
Misalnya, dalam sebuah surat kepada ayahnya pada 1778, Mozart mencatat kesenangannya pada penonton yang sering menyela pertunjukan dengan tepuk tangan.
Hal yang sama juga dikatakan pianis abad ke-19, Franz Liszt. Biasanya dalam pertunjukkan konser, penonton akan benar-benar hening. Namun, pada konsernya, penonton akan sangat ramai. Hal itu membuatnya senang karena merasa diapresiasi.
Praktik tepuk tangan selama pertunjukan klasik semacam itu sebagian besar telah mati pada akhir abad ke-19, sekitar waktu yang sama munculnya penonton pasif dalam berbagai jenis pertunjukan. Setelah itu, banyak komposer mulai menciptakan karya tanpa jeda untuk mencegah tepuk tangan.
Baca Juga:Malas ke Museum, Generasi Milenial Makin Jauh dari Sejarah Masa Lalu
Salah satunya adalah komposer Richard Wagner, ia tercatat sebagai salah satu individu yang berkontribusi untuk menghentikan tepuk tangan spontan. Ia mengimbau penonton secara langsung untuk tidak bersorak sampai akhir. (Fajar Ramadhan)