“Ke depannya akan ditingkatkan lagi data sampling-nya untuk izin edar dan dapat dikomersialkan ke masyarakat,” ujar dosen Teknik Informatika ITS ini.
Tak hanya itu, ia berharap, i-nose c-19 bisa segera dikomersialkan dalam waktu maksimal tiga bulan ke depan.
“Melihat semakin meningkatnya penyebaran virus Covid-19 ini dunia membutuhkan banyak teknologi screening yang mudah dan cepat diimplementasikan,” pungkasnya.
Dalam kesempatan itu, Emil menyampaikan, ITS selama ini telah banyak berkordinasi dengan Pemprov Jatim dalam mengembangkan perangkat lunak berbasis kecerdasaran buatan, salah satunya i-nose c-19 ini.
Baca Juga:Divaksin Pertama, Wagub Emil Dardak Ogah Lihat Jarum Biar Tenang
“Tentunya kami dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur sangat bersyukur dan siap bersinergi dalam mendukung pengembangan inovasi i-nose c-19 ini,” tutur Emil usai mendapatkan penjelasan.
Lebih lanjut, dia menyampaikan, penemuan ITS tersebut merupakan terobosan baru.
“Ternyata berbasis penciuman juga bisa direplikasi oleh elektronik, di mana hal ini dapat ditemukan dalam i-nose c-19 ini,” katanya.