Kades Sederhana Dari Gresik Emoh Dikasihani Meski Belum Punya Rumah

Rumah dinas desa yang ditempat Fathur Rokhman di Gresik jauh dari kata mewah. Sederhana lebih tepatnya.

Muhammad Taufiq
Jum'at, 26 Maret 2021 | 13:24 WIB
Kades Sederhana Dari Gresik Emoh Dikasihani Meski Belum Punya Rumah
Kepala Desa Sukorejo, Kebomas, Gresik, Fathur Rokhman [Suara.com/Amin Alamsyah]

SuaraJatim.id - Rumah dinas desa yang ditempat Fathur Rokhman di Gresik jauh dari kata mewah. Sederhana lebih tepatnya. Lokasinya masuk melewati gang sempit rumah warga. Itu pun bukan rumahnya sendiri.

Padahal, Fathur sudah 12 tahun mengabdi sebagai Kepala Desa Sukorejo, Kebomas, Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Di rumah dinas itu Ia bersama keluarga kecilnya menghabiskan hari.

Fathur, pria kelahiran 1975 itu dikenal sebagai kepala desa sederhana oleh masyarakat sekitar. Ia tertib masuk kerja, bahkan kadang datang lebih dulu membersihkan--menyapu--halaman kantornya sendiri.

"Kondisi saya seperti ini, bukan lantas minta dikasihani, tapi sebuah konsekuensi atas pekerjaan yang diemban. Apalagi saya menjabat ini diikat oleh sumpah," kata Fatkhur saat ditemui SuaraJatim.id di ruangannya, Jumat (26/3/2021).

Baca Juga:Gagal Nyalip Mobil, Mbak Vica Cantik Asal Gresik Terlindas Truk

Menjabat selama 12 tahun tapi tidak memiliki rumah tentu sangat aneh. Beruntung sang istri yang menemaninya selama puluhan tahun itu sangat paham kondisinya. Bahwa jabatan kepala desa yang diemban merupakan perjuangan mengabdi ke masyarakat.

"Kalau tidak ada uangnya ya tidak bisa beli. Di Gresik rumah harga ratusan juta, uang dari mana, masak harus korupsi," terangnya.

Di sisi lain, seorang kades adalah pemimpin yang langsung bersinggungan dengan warganya. Ada warga punya hajatan, kades pasti ikut 'nyumbang'. Dan kegiatan warga yang lain.

Kepala Desa yang juga mantan Aktivis Reformasi 1998 itu juga mengungkapkan, kepemimpinannya berlandaskan keterbukaan. Baik kebijakan maupun anggaran.

Pernah suatu ketika ada perusahaan masuk untuk meminta tanda tangan, sontak saja Fatkhur langsung membuka forum dengan warga. Tawaran itu dilempar ke warga, dengan diberi penjelasan dampak positif dan negatif kalau dana itu diterima.

Baca Juga:Sederhana, Sampai-sampai 10 Tahun Kades di Gresik Ini Tak Punya Rumah

Bahkan dia juga mengaku sering diberikan uang terima kasih. Tapi dia tolak. Alasannya sederhana, kalau kepalanya makan, tubuhnya dalam artian warga desanya juga harus makan.

Kesederhanaan itu membuat beberapa warga salut. Banyak diantara mereka percaya dengan metode kepemimpinanya.

"Ini uang apa, langsung saya perlihatkan ke warga. Lek gelem sugeh wes sugeh mas," kata Fatkhur.

Bapak dua anak itu juga mengklaim jika desanya sudah mandiri. Dari BUMdes yang diekolalnya bisa menghasilkan Rp 50 juta sebulan.

Badan usaha desa itu fokus di bidang pengelolaan limbah pabrik. Dari hasil usaha itu juga, Fatkhur membiayai setidaknya 120 siswa miskin gratis sekolah.

Tidak hanya maju dalam BUMdesnya, baru-baru ini dia juga mengembangkan tanaman mangrove di bantaran sungai kali Lamong. Menurutnya tanamana ini bisa menyelamatkan habitat sungai dari limbah.

Apalagi mata pencaharian mayoritas warganya sebagai nelayan tentu sangat terganggu jika sungai tercemar.

"Dulunya itu tumpukan sampah menggunung hingga empat meter. Saya ubah jadi tanaman mangrove. Diubahnya menjadi tanaman, sedikit demi sedikit masyarakat mulai sadar harus mencinta dan menjaga lingkungannya," katanya.

Kontributor : Amin Alamsyah

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini