Satu Kasus Varian Corona E484K Ditemukan Muncul di Indonesia

Varian Virus Corona E484K ditemukan ada di Indonesia. Hal ini disampaikan Lembaga Biologi Molekuler Eijkman (LBME), bahwa baru ada satu kasus di dalam negeri.

Muhammad Taufiq
Selasa, 06 April 2021 | 14:08 WIB
Satu Kasus Varian Corona E484K Ditemukan Muncul di Indonesia
Ilustrasi virus corona (Pixabay/mohamed_hassan)

SuaraJatim.id - Varian Virus Corona E484K ditemukan ada di Indonesia. Hal ini disampaikan Lembaga Biologi Molekuler Eijkman (LBME), bahwa baru ada satu kasus di dalam negeri.

Virus varian baru ini sebenarnya sudah banyak di dunia. Varian ini pertama kali ditemukan muncul di Afrika Selatan, kemudian menyebar. Di Indonesia baru kali ini muncul.

Seperti disampaikan Direktur LBME Amin Soebandrio, belum banyak informasi seputar varian E484K. Namun ia menduga sifatnya tidak jauh berbeda dengan varian B117 yang lebih dulu ditemukan di Inggris.

"Kami baru menemukan satu ditemukan di orang Indonesia, dari satu rumah sakit. Tapi kalau di dunia lain sudah banyak," ujar Amin saat dihubungi Suara.com, jejaring media SuaraJatim.id, Senin (6/4/2021).

Adapun B117 ditemukan 70 persen bisa menular lebih cepat daripada varian corona yang sudah ada dan menyebar lebih dulu di Wuhan, China. "Sifatnya mirip mirip dengan dengan B117 walaupun tidak terlalu menonjol," ujarnya.

Baca Juga:Perlu Tahu, Beda Istilah Varian Baru dan Mutasi Virus

Menurut Amin, hal yang perlu disoroti adalah varian E484K diduga menular lebih cepat dari B117, sehingga akan ada lebih banyak lagi orang yang tertular. Bahkan disebut bisa meloloskan diri dari sistem kekebalan tubuh (antibodi) termasuk yang dihasilkan dari vaksin.

"Satu cara penularannya yang mungkin lebih cepat, lebih banyak orang yang ditulari, dan kemampuannya dia untuk escape (lolos) dari vaksin," ucap Guru Besar Ilmu Mikrobiologi Klinik Universitas Indonesia itu.

Kemampuannya yang diduga bisa kebal dari vaksin inilah yang menjadi kekhawatiran Amin. Meskipun belum ada cukup bukti atau penelitian lebih jauh yang bisa menjawab hal tersebut.

Kendati demikian, menurut dia, sudah sifat virus untuk melakukan mutasi. Varian virus corona E484K adalah salah satu varian yang cukup disoroti lantaran vaksin Covid-19 yang sudah ada belum dibuktikan kemampuannya menangkal varian ini.

Uji klinis baru-baru ini oleh Novavax dan Johnson & Johnson menunjukkan bahwa vaksin baru mereka kurang efektif di Afrika Selatan dibandingkan dengan di Inggris atau AS, yang mungkin disebabkan oleh virus tingkat tinggi yang membawa mutasi E484K.

Baca Juga:Didukung LPEI, Briket Arang Kelapa Asal Kendal Tembus Pasar Ekspor

Kendati begitu, Novavax melaporkan 60 persen kemanjuran vaksin mereka di Afrika Selatan yang masih merupakan respon yang cukup baik, setara dengan vaksin influenza.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini