SuaraJatim.id - Chubaidah tak kuasa menahan kecewa. Raut mukanya jelas menunjukan rasa yang tak mungkin bisa disembunyikannya lagi usai pemerintah mengumumkan pembatalan pemberangkatan calon jemaah haji ke Arab Saudi pada tahun ini.
Penundaan ini tak hanya dialaminya pada tahun ini. Tahun sebelumnya, nenek berusia 76 tahun ini pun menerima kenyataan pahit tidak bisa berangkat menunaikan Rukun Islam yang kelima itu, lantaran Pandemi Covid-19.
"Sedih dan kecewa pasti ada, tapi mau bagaimana lagi belum bisa karena situasi juga masih pandemi Covid-19," kata perempuan kelahiran Jombang 1 Juli 1945 di rumahnya pada Jumat (4/6/2021).
Kepada TIMES Indonesia-jaringan Suara.com, Chubaidah mengaku sudah mempersiapkan diri sejak lama untuk menunggu saat yang ditunggu-tunggunya sejak setahun belakangan.
Baca Juga:Antre Sejak 2011 Hingga Istri Meninggal, Warga Tegal Pasrah 2 Kali Batal Berangkat Haji
"Kemarin juga sudah disuntik vaksin. Katanya juga sebagai syarat untuk keberangkatan haji," jelasnya.
Namun apa daya, keadaan tak seindah yang dibayangkannya. Chubaidah pun mengungkapkan pengalaman hidupnya mengumpulkan uang dari hasil memulung selama puluhan tahun untuk bisa berhaji.
Sejak muda, dia bekerja sebagai pemulung barang bekas untuk menghidupi keluarga dan membiayai anaknya sekolah.
"Kerja tukang rosokan (pemulung). Iya dengan ini saya bisa membiayai keluarga dan anak-anak sekolah dulu sama bapak," ungkapnya.
Setelah ditinggal oleh suaminya, perjuangannya tambah berat. Dia sempat merasa putus asa untuk berangkat ibadah haji.
Baca Juga:Soal Haji 2021, Demokrat ke Pemerintah: Kalau Memang Kurang Mampu, Ya Jujur Aja!
"Waktu ditinggal bapak, kayaknya sudah tidak harapan untuk berangkat haji," ucapnya lirih.
Namun, tekadnya yang kuat untuk pergi haji ditanamkan dalam dirinya dan berharap, kelak anaknya bisa menjadi orang sukses.
"Alhamdulillah, salah satu anak saya ada yang bekerja di Jakarta. Pada tahun 2016 kemarin saya ditawari dan didaftarkan untuk berangkat ibadah haji. Seneng, bahagia penuh dengan syukur," tuturnya.
Lantaran usianya yang lebih dari 70 tahun, jadwal keberangkatannya ke tanah suci pun dimajukan pada tahun 2020 lalu. Namun karena Pandemi Covid-19, pemberangkatannya ditunda. Pun berulang pada tahun 2021, pemberangkatannya kembali ditunda.
"Sebenarnya pada tahun 2020 kemarin jadwalnya," sambungnya.
Meski begitu, dia pun berdoa dan berzikir sebagai ikhtiar terakhirnya, berharap pandemi segera berakhir dan bisa berangkat menjalankan ibadah haji.
"Setiap hari berdoa dan berzikir, semoga corona cepat hilang dan bisa berangkat haji," tuturnya.