5 Tradisi di Madura Ini Masih Lestari hingga Sekarang

Berikut tradisi masyarakat Madura Jawa Timur yang masih terjaga kelestariannya

Abdul Aziz Mahrizal Ramadan
Sabtu, 05 Juni 2021 | 09:24 WIB
5 Tradisi di Madura Ini Masih Lestari hingga Sekarang
Karapan sapi salah satu Tradisi yang masih lestari di Madura, Jawa Timur. [Foto: Instagram /@wearesumenep]

SuaraJatim.id - Indonesia terkenal dengan tradisi yang beragam dari setiap daerahnya. Salah satu daerah yang menyimpan tradisi unik dan masih lestari hingga sekarang yakni Madura, Jawa Timur. Bahkan, tradisi tersebut sukses menarik minat wisatawan untuk berkunjung. Apa saja tradisi itu, berikut rangkuman SuaraJatim.id;

1.Karapan Sapi

Karapan Sapi adalah tradisi masyarakat Madura yang digelar setiap tahun pada bulan Agustus atau September, dan akan dilombakan lagi pada final di akhir bulan September atau Oktober. Dalam tradisi Karapan Sapi ini, terdapat seorang joki dan 2 ekor sapi yang beradu kecepatan berlari untuk sampai ke garis finis.

Joki tersebut berdiri di atas kereta kayu dan mengendalikan arah lari sapi. Panjang lintasan karapan sapi ini kurang lebih 100 meter dan berlangsung dalam waktu 10 detik sampai 1 menit.

Baca Juga:Izin Liga 1 Turun, Rahmad Darmawan Akui Pemain Madura United Makin Giat Latihan

2. Toktok

Toktok merupakan kompetisi aduan saling seruduk antara dua sapi yang berhadapan. Sapi yang diadu biasanya adalah sapi jantan. Kedua sapi akan beradu kekuatan hingga salah satu sapi kalah, menyerah, dan bahkan lari dari hadapan lawannya.

Aduan Toktok ini harus didampingi oleh orang yang ahli. Tidak sembarang orang bisa menjadi wasit Toktok. Jika bukan ahli, justru dapat menambah resiko dan membahayakan orang di sekitar bahkan berakibat fatal.

3. Rokat

Tradisi Rokat atau petik laut merupakan ungkapan rasa syukur atas karunia serta nikmat yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Selain itu, tradisi yang juga disebut Rokat Tase ini dipercaya dapat memberikan keselamatan serta kelancaran rezeki.

Baca Juga:Warga Sampang Madura Dihantui Varian Baru Covid-19 Asal Afrika Selatan

Tradisi ini biasanya dimulai dengan acara pembacaan istighosah dan tahlil bersama masyarakat yang dipimpin oleh pemuka agama setempat. Setelah itu, masyarakat menghanyutkan sesaji yang berisi ketan berwarna-warni, tumpeng, ikan-ikan, dan lain sebagainya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini