Heboh Penyekatan di Suramadu, Epidemiolog: Metode Edukasi Harus Berbeda

Pakar Epidemiolog Fakultas Kesehatan Masyarakat UI, Prof. dr. Pandu Riono, MPH, Ph.D, edukasi protokol kesehatan antara warga Surabaya dan Bangkalan harus berbeda

Abdul Aziz Mahrizal Ramadan
Jum'at, 18 Juni 2021 | 11:15 WIB
Heboh Penyekatan di Suramadu, Epidemiolog: Metode Edukasi Harus Berbeda
ilustrasi penyekatan di Suramadu. -Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi saat memimpin penyekatan di kaki Jembatan Suramadu sisi Kota Surabaya, Selasa (8/6/2021). [FOTO ANTARA/HO-Humas Pemkot Surabaya]

"Pengurangannya itu bisa tidak setiap hari. Jadi, mengurangi kegiatan testing. Jadi kalau tiap hari mau bolak-balik ke Madura itu setiap 3 hari sekali testing. Karena testingnya kan antigen, jadi kalau sudah negatif tidak perlu testing lagi baik yang dari Madura atau Surabaya," katanya.

Sementara itu, Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi sebelumnya mengatakan, bahwa Surabaya dan Bangkalan itu ibarat keluarga yang tidak bisa dipisahkan. Karenanya untuk memutus mata rantai COVID-19 ini dibutuhkan kebersamaan. 

"Makanya, sebagai saudara kita harus saling melengkapi dan membantu," ujarnya.

Oleh sebab itu, Wali Kota Eri bersama Bupati Bangkalan sepakat untuk menerapkan tes usap di kedua sisi Jembatan Suramadu. Kebijakan ini dilakukan tak lain semata-mata untuk melindungi warga, baik yang akan ke Bangkalan, Madura, maupun ke Kota Surabaya.

Baca Juga:Penularan Covid-19 Varian Baru Sangat Cepat, Masker Kain Tiga Lapis Masih Efektif?

"Yang pasti, warga yang akan masuk ke Madura, harus saya pastikan sehat dengan dilakukan tes di Suramadu sisi Surabaya. Jadi, ini satu keluarga besar yang tidak bisa dipisahkan antara satu dengan yang lainnya," katanya.

(Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini