Soal Meme Jokowi, BEM UI Dinilai Politis, Tak Mewakili BEM Indonesia

Ribut-ribut meme yang dibuat oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UI dengan menjuluki Presiden Jokowi sebagai King of Lips Service.

Muhammad Taufiq
Sabtu, 03 Juli 2021 | 16:12 WIB
Soal Meme Jokowi, BEM UI Dinilai Politis, Tak Mewakili BEM Indonesia
BEM se-Jabodetabek lawan BEM UI [Foto: Hops.id]

Senada dengan Budi, BEM Universitas San Pedro, Kupang, Nusa Tenggara Timur pun tak sependapat denga BEM UI itu. Sebagai anak luar Pulau Jawa, kata dia, justru merasa senang dengan kepemimpinan Jokowi.

"Saya sangat senang dengan perkataan Presiden Joko Widodo yang mengatakan bahwa pembangunan hari ini tidak lagi Jawa sentris tapi sudah Indonesia sentris. Dan kami melihat Jokowi tidak hanya lips service, tapi membuktikan kata-katanya dengan pembangunan nyata," kata Wakil Presiden Mahasiswa Universitas San Pedro Kupang Frengki Harim Ronaldo Ottu itu.

Frengki mengatakan jika dilihat postingan BEM UI yang langsung mengarah kepada presiden maka rasanya tidak pas. "Sebagai agent of social control memang tugas wajib kita untuk mengawasi dan mengkritik kebijakan pemerintah yang tidak pro rakyat. Tapi tentu bukan personalnya langsung apalagi beliau seorang presiden," papar Frengki.

Menurut Frengki, apabila kebijakan atau peraturan yang diberikan pemerintah memberatkan dan merugikan masyarakat, tentu BEM harus bersuara dan memberikan solusi agar pemerintah melakukan apa yang menjadi aspirasi dari masyarakat.

Baca Juga:Kritik BEM UI, Mahasiswa NTT Juluki Jokowi "Bapak Pembangunan Indonesia"

Namun sebaliknya, apabila program pembangunan yang dilakukan pemerintah bermanfaat namun tidak ada dukungan dari masyarakat, sebagai kelompok intelektual, mahasiswa harus objektif dan bersuara agar masyarakat memahami tujuan dari pembangunan tersebut.

Dikemukakan masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT) yang selama ini tertinggal dari daerah lainnya khususnya di Pulau Jawa, sangat merasakan pembangunan era Jokowi.

"Kami sebagai anak miskin di NTT sangat merasakan KIP di masa Jokowi. Kami sebagai masyarakat petani dimana NTT yang selama ini merasakan kekeringan dan disebut ‘sumber air sudah dekat’, pada masa pemerintahan Jokowi telah dibangun tujuh bendungan, dan semua akan rampung tahun 2024. Ini adalah pembuktian dari kata-kata Presiden Jokowi," papar Frengki.

Frengki meminta mahasiswa untuk objektif memberikan penilaian dan kritik atas pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah Jokowi.

"Saya bukan pro atau kontra dengan Jokowi, tetapi saya bersama masyarakat dan Presiden Jokowi untuk mewujudkan Indonesia Maju. Kami meminta mahasiswa di Pulau Jawa bisa melihat pembangunan yang saat ini dilakukan Pemerintah Jokowi di luar Jawa. Bagi kami, Jokowi bukan The King Of Lip Service, tapi adalah Bapak Pembangunan Indonesia Sentris," ujarnya.

Baca Juga:BEM se-Jabodetabek Sentil BEM UI soal Kritikan The King of Lip Service

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini