Ia mengatakan, apabila cukai dinaikkan dipastikan membuat serapan tembakau dari pabrikan ke petani tembakau akan semakin menurun.
"Harga cukai naik, harga jual rokok naik, seharusnya harga tembakau dari petani naik, tapi kenyataannya tidak demikian. Pabrikan berupaya bertahan menurunkan jumlah serapan tembakau petani," kata Muhdi.
Hal lain yang saat ini dikhawatirkan petani tembakau di Jawa Timur khususnya adalah produksi yang diproyeksikan menurun hingga 30 persen. Dari sekitar 100 ribu hektare areal produksi tembakau keseluruhan di Jawa Timur, hanya sekitar 80 ribu hektar yang bisa panen.
"Karena terdampak cuaca hasil panen tidak terlalu maksimal. Ditambah lagi saat ini pasarnya sangat lesu," katanya. (Antara)
Baca Juga:Pemerintah Diminta Pertimbangkan Cukai Rokok di 2022