SuaraJatim.id - Iwan Setiawan (22), kurir salah satu perusahaan ekspedisi di Kabupaten Bangkalan Madura yang ditemukan tewas bersimbah darah ternyata bukan korban pembunuhan.
Hal ini berdasarkan hasil penyelidikan pihak Polres Bangkalan. Hasil penyelidikan polisi, Iwan diduga tewas akibat kecelakaan lalu lintas. Meskipun banyak ditemukan luka pada leher dan punggungnya.
Sebelumnya, ditemukan tewas di Jalan Raya Klobungan Desa Bilaporah Kecamatan Socah Kabupaten Bangkalan, Senin (4/10/2021) sekitar pukul 06.00 WIB.
"Hasil penyelidikan dan olah TKP korban meninggal diduga akibat kecelakaan lalu lintas. Tinggal menunggu hasil visum," kata Kasat Reskrim Polres Bangkalan AKP Sigit Nursiyo Dwiyugo, seperti dikutip dari timesindonesia.co.id, jejaring media suara.com, Selasa (5/10/2021).
Dari keterangan saksi-saksi, lanjut dia, tidak ada satupun yang bisa menunjukkan bahwa telah terjadi penganiayaan maupun pembunuhan terhadap korban.
Baca Juga:Kondisi Mayat Gosong, Identitas Terduga Maling Motor di Bangkalan Belum Diketahui
Sedangkan luka parah yang dialami korban, Sigit mengatakan akibat dilibas sepeda motor milik MS yang menabrak korban. "Selesai shalat subuh MS mau bekerja ke Klampis, sementara korban dari tempat kerjanya di JNT mau pulang ke Socah," paparnya.
Menurut keterangan MS, kata Sigit, saat tiba di lokasi kejadian korban tiba-tiba kehilangan kendali dan oleng ke arah kanan ketika mendahului kendaraan di depannya.
"MS dan korban ini dari arah berlawanan. Karena jarak begitu dekat terjadilah tabrakan," ucapnya.
Sigit menegaskan pihaknya bekerja berdasarkan fakta-fakta yang didapat sesuai hasil dua kali olah TKP gabungan Satreskrim dan Satlantas Polres Bangkalan.
"Kalau ada kejadian entah itu penganiayaan atau pembunuhan yang kita butuhkan adalah saksi dan alat bukti," katanya.
Baca Juga:Terduga Maling Dibakar Warga Bangkalan Dini Hari, Polisi Masih Selidiki
Sementara itu, Tosin (54) paman korban membantah pernyataan dari kepolisian. Dia mengatakan, luka robek yang diderita korban itu akibat benda tajam sesuai keterangan petugas visum RSUD Bangkalan.
"Kepala visumnya sendiri yang menyampaikan bahwa itu akibat kekerasan. Ketika akan mengurus jasa raharja tidak bisa, karena korban dibilang meninggal akibat kekerasan bukan kecelakaan," ujarnya.
Tak hanya itu, Tosin juga menyebut barang bukti sepeda motor yang ditunjukkan juga berbeda dari sebelumnya. Sehingga dia beserta pihak keluarga secara tegas menolak pernyataan kepolisian yang menyebut korban meninggal akibat kecelakaan lalu lintas.
"Saya melihat langsung ke TKP dan luka yang dialami keponakan saya bukan akibat kecelakaan ataupun benda tumpul. Bahkan, saksi di lokasi menyebut korban tidak ditabrak," katanya.