LENGKAP Biografi Wali Songo, Penyebar Agama Islam di Pulau Jawa, dari Sunan Gresik

Wali Songo menempati posisi penting dalam masyarakat muslim di Jawa terutama di daerah tempat mereka dimakamkan.

Pebriansyah Ariefana
Rabu, 06 Oktober 2021 | 16:58 WIB
LENGKAP Biografi Wali Songo, Penyebar Agama Islam di Pulau Jawa, dari Sunan Gresik
Wali Songo Sunan Ampel. (Youtube Al-Buton)

SuaraJatim.id - Biografi Wali Songo, sang penyebar agama Islam di Pulau Jawa. Wali Songo terdiri dari 9 orang. Di antaranya Sunan Gresik dan Sunan Drajat.

Wali Songo pada masa pengembangan Islam menggunakan beberapa tahapan, yaitu pertama mendirikan masjid. Selain masjid dalam pembentukan kelembagaan Islam Walisongo dalam penyebaran Islam juga mendirikan pesantren.

Wali Songo menempati posisi penting dalam masyarakat muslim di Jawa terutama di daerah tempat mereka dimakamkan.

Jumlah maupun nama-nama yang disebut dalam sumber tradisional tidak selalu sama. Jumlah sembilan atau delapan diperkirakan diambil dari dewa-dewa Astadikspalaka atau Nawasanga seperti di Bali.

Baca Juga:Ditinggal Kuasa Hukumnya, Mansyardin Malik: Dia Dulu Mohon-Mohon ke Saya

Nama-nama tersebut disesuaikan dan diadaptasi dengan luwes agar penyampaian Islamnya lebih mudah diterima masyarakat.

Penamaan walisongo sering kali dilekatkan dengan wilayah dakwahnya. Sehingga tidak banyak orang yang mengetahui nama asli dari para wali ini.

Berikut daftar Wali Songo dikutip dari Walisongo.ac.id dan UIN Jakarta:

1. Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim)

Ilustrasi Sunan Gresik
Ilustrasi Sunan Gresik

Sunan Gresik dianggap sebagai orang pertama yang menyebarkan Islam di Jawa. Dalam buku The History of Java, Stamford Raffles menyatakan bahwa meurut penuturan para penulis lokal, “Maulana Ibrahim, seorang Pandita terkenal berasal dari Arabia, keturunan dari Jenal Abidin, dan sepupu raja Chermen (sebuah negara sebrang), telah menetap bersama masyarakat Muslim lainnya yang lebih dulu tinggal di Desa Leran di Jang’gala.

Baca Juga:Sunan Kalijaga Ungkap Penyebab Ayah Taqy Malik Ditinggalkan Pengacaranya

Dalam cerita rakyat kadang-kadang Maulana Malik Ibrahim disebut sebagai Syeikh Maghribi. Sebagian rakyat malam menyebutnya Kakek Bantal. Ia bersaudara dengan Maulana Ishak, ulama terkenal di Samudra Pasai, sekaligus ayah dari Sunan Giri (Raden Paku). Ibrahim dan Ishak adalah anak dari seorang ulama Persia, bernama Maulana Jumadil Kubro, yang menetap di Samarqand. Maulana Jumadil Kubro diyakini sebagai keturunan ke-10 dari Syayidina Husein, cucu Muhammad SAW.

Menurut tradisi, Maulana Malik Ibrahim pernah bermukim di Campa, Vietnam Selatan selama 13 tahun sejak tahun 1379. Ia malah menikahi putri raja, yang memberinya dua putra, yaitu Raden Rahmat (Sunan Ampel) dan Sayid Ali Murtadha alias Raden Santri. Merasa cukup menjalankan misi dakwah di negeri itu, tahun 1392 M, Maulana Malik Ibrahim hijrah ke pulau Jawa meninggalkan keluarganya.

2. Sunan Ampel ( Raden Rahmat)

Sunan Ampel
Sunan Ampel

Sunan Ampel lahir pada tahun 1401. Wilayah dakwahnya ada di sekitar Surabaya. Setelah sSyekh Maulana Malik Ibrahim wafat, maka Sunan Ampel diangkat sebagai sesepuh Wali songo. Ia juga memiliki pesantren Ampeldenta yang terletak di daerah Denta, Surabaya.

3. Sunan Giri ( Muhammad Ainul Yakin)

Suasana masjid Sunan Giri di Gresik Jawa Timur. (Suara.com/Tofan Kumara)
Suasana masjid Sunan Giri di Gresik Jawa Timur. (Suara.com/Tofan Kumara)

Orang tua Sunan Giri merupakan Syaikh Maulana Ishaq bersama Dewi Sekardadu, putri Menak Sembuyu yang merupakan seorang penguasa wilayah Balambangan di ujung kerajaan Majapahit. Sunan Giri dikenal sebagai raja sekaligus guru suci. Sunan Giri berperan penting dalam pengembangan dakwah di Nusantara yang dikenal dengan strategi dakwah dengan memanfaatkan kekuasaan, perniagaan, dan pendidikan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini