Artinya: Maka laksanakanlah salat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah (sebagai ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah)
3. inna syni`aka huwal-abtar
Artinya: Sungguh, orang-orang yang membencimu dialah yang terputus (dari rahmat Allah).
Surat Al Kautsar masuk kategori Makkiyah
Baca Juga:Keistimewaan Dua Ayat Terakhir Surat Al Baqarah Ayat 285-286, Sering Dibaca
Surat Al Kautsar masuk dalam kategori Makkiyah karena turun di Kota Mekkah. Selain itu, persoalan yang terkandung dalam surat Al Kautsar, juga kuat mengarah ke Makkiyah, yakni kisah nabi.
Dalam buku Pengantar Studi Ilmu Al Quran yang dikarang Syaikh Manna Al Qaththan halaman 75, dijelaskan bahwa ada beberapa hal yang mencirikan sebuah surat masuk kategori Makkiyah.
Hal ini berpedoman pada penelitian yang dilakukan para ulama. Penelitian itu merujuk pada ciri khas gaya bahasa dan persoalan yang dibicarakan masing-masing ayat Makkiyah.
Ciri Khas Surat kategori Makkiyah:
- Surat surat yang didalamnya mengandung "ayat-ayat sajdah" adalah Makkiyah
- Setiap surat yang mengandung lafadz kalla, adalah Makkiyah. Lafazh ini hanya terdapat dalam separuh terakhir dari Al Quran, dan disebutkan sebanyak 30 kali dalam 15 surat.
- Setiap surat yang mengandung "ya ayyuhan-nas" dan tidak mengandung "ya ayyuhal-ladzina amanu," adalah Makkiyah, kecuali Surat Al-Hajj yang pada akhir surat terdapat ya ayyuhal-ladzina amanurka'u wasjudu. Namun demikian, sebagian besar ulama berpendapat bahwa ayat tersebut adalah ayat Makkiyah.
- Setiap surat yang mengandung kisah para nabi dan umat terdahulu adalah Makkiyah, kecuali surat Al Baqarah.
- Setiap surat yang mengandung kisah Adam dan Iblis adalah Makkiyah kecuali surat Al Baqarah
- Setiap surat yang dibuka dengan huruf muqatha'at atau hijai seperti Alif Lam Mim, Alif Lam Ra, Ha Mim dan lainnya, adalah Makkiyah, kecuali surat Al Baqarah dan Ali Imran, Adapun surat Ar-Ra'ad masih diperselisihkan.
Mempelajari Surat Makkiyah dan Madaniyah
Baca Juga:Perintah Sholat 5 Waktu dalam Al Quran Sudah Jelas, Ini Ayatnya
Mempelajari sebuah surat tergolong Makkiyah atau Madaniyah bukan sebuah kewajiban. Pada buku Pengantar Studi Ilmu Al Quran, Al Qadhi abu Bakar bin Ath-Thayyib Al Baqillani dalam Al-Intishar menegaskan bahwa "pengetahuan tentang makkiyah dan Madaniyah mengacu pada hafalan pada sahabat dan tabi'in.