Dalam kondisi seperti itulah Allah menurunkan Surah Ali Imran ayat 159. Tujuannya untuk menenangkan dan menyenangkan hati Rasulullah dan pengikutnya. Dalam ayat ini Allah juga menunjukkan bahwa salah satu nikmat yang dimiliki umat muslim adalah akhlak mulia Rasulullah yang lembut, pemaaf dan tawakal.

Isi dan kandungan Surah Ali Imran ayat 159
Laman wislah.com menulis, meski para pengikut Rasulullah ada yang melakukan kesalahan atau pelanggaran dalam Perang Uhud, Nabi Muhammad tidak marah. Sebaliknya beliau menunjukkan contoh akhlak yang mulia dan penuh kesabaran dalam menjadi seorang pemimpin. Jika tidak demikian, bisa dibayangkan, umat Islam akan tercerai berai dan menjauh dari sisi beliau, sehingga tida ada lagi kekuatan.
Ayat ini juga mengisyaratkan pentingnya duduk bersama dalam membahas suatu permasalahan melalui cara-cara musyawarah. Dan musyawarah tersebut dipakai untuk membicarakan hal-hal yang sifatnya diniawai, seperti urusan politik, ekonomi dan kemasyarakatan.
Baca Juga:Surah Ar Rad Ayat 11: Makna Manusia Sebagai Pembuat Perubahan
Beberapa makna dan pelajaran yang bisa kita petik dari Surah Ali Imran ayat 159 di antaranya:
1. SIfat lemah lembut adalah rahmat Allah
Sayyid Qutb mengatakan, manusia selalu membutuhkan sosok yang penuh kasih sayang, lembut, teduh dan penuh cinta dan kelembutan. Menurut dia, hal itu ada semua di diri Rasulullah karena rahmat Allah. Penjelasan tersebut mengisyaratkan bahwa sifat lemah lembut harus dimiliki semua mukmin, terutaman yang menjadi seorang pemimpin.
2. Sifat kasar menjauhkan
Menurut Ibnu Katsir, kata-kata kasar dan keras hati adalah sikap yang dibenci oleh manusia dimanapun itu. Terlebih jika sikap itu ada pada diri seorang pemimpin. Menurut dia, seorang pemimpin akan dijauhi jika kerap bersikap kasar.
Baca Juga:Makna Surah Ar Rad Ayat 11, Manusia Sebagai Pembuat Perubahan
3. Seni memaafkan dan Demokratis